Monday, October 17, 2016

Ekonomi Mikro dan Makro (makalah Ekonomi Syariah)

A.    Pengertian Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalahekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.

B.     Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
Kata mikro berasal dari bahasa Latin “micros” yang berarti kecil. Jadi ekonomi mikro merupakan penjelasan dari variable ekonomi yang lebih kecil seperti konsumsi, investasi dan tabungan. Ekonomi mikro sering di sebut sebagai teori harga (Price Theory). Dalam teori ini terutama di bahas tentang aliran barang dan jasa dari sector perusahaan ke sector rumah tangga, aliran factor produksi dari rumah tangga ke perusahaan, komposisi dari aliran-aliran tersebut dan bagaimana terciptanya harga. Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan, misalnya:

  1. .  Penghitungan pendapatan nasional.
  2.  Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor.
  3.  Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
  4.    Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
  5.    Uang, Bank dan penciptaan uang.
  6.  Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
  7.    Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
  8.    Teori inflasi.
  9.  Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing dan neraca pembayaran.
  10.  Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
  11.  Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.

C.    Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup.Kegiatan ekonomi secara garis besarnya meliputi produksi, distribusi dan konsumsi.
1.      Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi di bagi menjadi dua macam yaitu produksi barang dan produksi jasa. Produksi Barang yaitu kegiatan menambah faedah dengan mengubah sifat dan bentuknya. Hal ini terdiri dari barang konsumsi dan barang modal. Barang konsumsi siap untuk dikonsumsi langsung, barang modal digunakan untuk menghasilkan barang berikutnya.contoh : membuat kerajinan bathok kepala, membuat makanan, dan kebutuhan lainya.
2.      Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.contoh kegiatan distribusi : kegiatan perdagangan di pasar
3.      Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Fungsi dari komsumsi adalah agar kelangsungan hidup tetap terjaga

D.    Prinsip-prinsip ekonomi:
Menurut Gregory Mankiw (Ekonom dari Harvard University) mengidentifikasi 10 prinsip ekonomi yaitu :
1.      Setiap individu harus melakukan trade off,
2.      Biaya adalah pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu.
3.      Orang rasional berfikir secara bertahap, dalam hal ini dalam melakukan kegiatan konsumsi atau produksi seseorang harus berfikir secara rasional yang dilandaskan pada cara berfikirnya
4.      Pelaku ekonomi bereaksi terhadap insentif.
5.      Kegiatan perdagangan harus menguntungkan semua pihak,
6.      Pasar merupakan sarana yang baik dalam kegiatan.perekonomian, masalah pokok perekonomian seperti what, how dan for whom akan terjawab dipasar, yang disebabkan oleh adanya komunikasi tidak langsung antar pelaku ekonomi. Pasar sekaligus tempat terjadinya penentuan harga.
7.      Pemerintah sebagai penentu kebijakan dan stabilisator, acapkali harga yang terbentuk di pasar tidak sesuai dengan keinginan pelaku ekonomi,
8.      Kemampuan memproduksi barang menentukan standart hidup suatu Negara
9.      Secara umum harga akan meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak, banyaknya uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak maka akan menyebabkan menurunnya nilai uang yang menyebabkan naiknya harga
10.  Masyarakat menghadapi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.

E.     Teori perilaku Konsumen dan Produsen
1.      Teori Perilaku Konsumen
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan perilaku konsumen
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
a.       Pendekatan Kardinal
b.      Pendekatan Ordinal
2.       Teori Perilaku Produsen
            produksi dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
a.       Produksi jangka pendek
Biaya produksi jangka pendek diturunkan dari fungsi produksi jangka pendek. Perbedaan fungsi produksi jangka pendek dengan jangka panjang terletak pada pemakaian input, dimana di dalam jangka pendek terdapat input yang bersifat tetap (fixed inputs) sedangkan di dalam jangka panjang tidak terdapat input yang bersifat tetap, semuanya adalah variabel (variable inputs).
b.      Produksi jangka panjang

F.     Macam-Macam Biaya Produksi
Biaya produksi terbagi menjadi beberapa macam biaya, antaralain sebagai berikut:
1.      Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC…………………..FC = TC – VC
Keterangan:  TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
2.      Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu: VC = TC – FC
3.      Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus: TC = FC + VC
4.      Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata  adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus  :AFC =  FC/Q
Keterangan:  FC  = Biaya Tetap Total
Q     = Kuantitas
5.      Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya:     AVC = VC/Q
Keterangan:  VC =  Biaya Variabel Total
Q   = Kuantitas
6.      Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
AC= TC /Q  atau  (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC
7.      Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi.
8.      Biaya Pabrikasi
a.       Biaya Langsung : Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.
b.      Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
9.      Biaya Non-pabrikasi
a.       Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan
b.      Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan Departemen.
c.       Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua departemen atau lebih.
d.      Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang menghasilkan dua atau lebih produk jadi.

G.    Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:
1.      Harga barang itu sendiri.
2.      Harga sumber produksi.
3.      Tingkat produksi.
4.      Ekspektasi/perkiraan
Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga

H.    Pengertian Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
1.       Harga barang itu sendiri.
2.       Harga barang lain yang berkaitan.
3.       Tingkat pendapatan.
4.       Selera konsumen.
5.       Ekspektasi/perkiraan.
Hukum permintaan berbunyi: apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
a.         Penentuan harga konsumen
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
b.         Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting.
3 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1)        Elastisitas harga permintaan (Ed) dan Elastisitas harga penawaran (Ws).
2)         Elastisitas silang (Ec).
3)        Elastisitas pendapatan (Ey) penjelasannya: Elastisitas harga permintaan (Ed) digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.
Macam-macam Elastisitas Permintaan :
a)      E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh: barang mewah.
b)      E <> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. E <> artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras.
c)      E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik.
d)     E = 0 : In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
e)      E = ~ : Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Ø  Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
Ø  Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
Ø   Jangka waktu analisa.
Ø  Jenis barang.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)
Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P)
Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity Supply).Macam-macam Elastisitas Penawaran :
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu
a)      In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah penawaran.
b)      In Elastis (E < e =" 1)"> 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
c)      Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada umumnya.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2 – P1) / ½ (P2 + P1))
Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½ (P1+P2))
d)     Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) / ((PY2 - PY1) / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY / ½ (PY1 + PY2))
e)      Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai berikut:
Ey= ((Q2 – Q1) / ½ (Q1 + Q2)) / ((I2 - I1)/ ½ (I1+ I2))
Ey= (∆ Q / ½ (Q1 + Q2)) / (∆ I / ½ (I1 +I2)

I.       Biaya Produksi
Biaya ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Dengan kata lain biaya produksi  adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.[1] Biaya produksi dibedakan menjadi dua jenis biaya produksi, yaitu:
1.         Biaya eksplisit  adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
2.         Biaya implisit  adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[2]
a.       Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b.      Bahan-bahan pembantu atau penolong.
c.       Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d.      Penyusutan peralatan produksi.
e.       Uang modal, sewa.
f.       Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi.
g.      Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
h.      Pajak




[1]  Abdul Azis, Ekonomi Mikro Makro (Yogyakarta, Graham Ilmu, 2008),  55.
[2]  Eko Supriyanto, Ekonomi Mikro, 158.

No comments:

Post a Comment