Friday, October 7, 2016

PASAR DAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN MODERN

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pasar
Secara umum pasar didefiniskan sebagai suatu mekanisme harga secara bersama-sama untuk melakukan pertukaran. Pasar menentukan harga tiap barang dan jasa dalam perekonomian. Pasar dapat dikategorikan  ke dalam dua besar, yaitu  pasar barang dan jasa serta pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat interaksi antara penjual faktor produki (sektor rumah tangga) yang memiliki tanah, modal, keterampilan dan lain sebagainya. Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan akumulasi dari berbagai pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Banyaknya jenis barang atau jasa tersebut akan menimbulkan diversivikasi pekerjaan. Selanjutnya diverisifikasi pekerjaan akan menghasilkan  spesialisasi yang akan mendorong timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan kenyataannya  tidak semua barang dan jasa mekanisme pasar bisa dihasilkan melalui mekanisme pasar, namun terjadi persaingan tidak sempurna yang akhirnya menimbulkan inefisiensi, sehingga harga yan terjadi menjadi demikian mahal atau bahkan sebaliknya dimana barang dan jasa tidak berharga. Kegagalan sistem ekonomi pasar akan menghasilkan pengaruh yang dapat merugikan perkonomian itu sendiri. disamping akan menimbulkan pemusatan faktor produksi Pada satu pihak tertentu dan mengakibatkan ketimpangan dalam pendapatan. Inefisiensi pasar ini memerlukan itervensi dari pemerintah. Pemerintah dalam aktifitasnya dalam perekonomian pasar dibatasi hanya pada beberapa kegiatan yang memang tidak bisa dilakukan oleh individu, misalnya bidang keamanan dan pertahanan.[1]

B.     Pasar dan pemerintah
1.      Barang dan Pasar
Jika kita menelaah teori ekonomi konvensional, kebijakan fiskal itu dibuat karena terjadinya kegagalan mekanisme pasar (market failure). Apabila kegagalan mekanisme pasar ini terus terjadi, maka akan terjadi distorsi atau gangguan terhadap penawaran dan permintaan yang kemudian dapat mengganggu keseimbangan dari permintaan dan penawaran pada perekonomian tersebut. Ilmu ekonomi membedakan barang berdasarkan jenis sifatnya yaitu:
a)      Private Goods
Privat Goods adalah barang yang dapat diproduksi (ditawarkan) secara lebih efisien oleh perusahaan swasta dalam sebuah pasar. Contohnya adalah mobil, rumah, pakaian, dan lainnya.
b)      Public Goods
Public Goods adalah barang yang cenderung tidak dapat diproduksi (ditawarkan) secara efisien dalam jumlah sedikit oleh perusahaan swasta sehingga penawarannya kebanyakan dilakukan oleh pemerintah. Public Goods ini sendiri dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
1.      Non Excludable Goods
Non Excludable Goods adalah barang yang orang memerlukannya dimana orang lain tidak dapat dilarang untuk ikut menggunakkan atau menikmatinya. Contohnya adalah taman kota dimana anggota masyarakat yang enggan untuk membeli tiket masuk dapat juga menikmati keindahannya dari luar tanpa harus membayar. Umumnya, untuk non excludable goods ini enggan membayar selama mereka dapat menikmatinya secara gratis. Karena orang enggan membayar, maka tidak ada perusahaan swasta yang mau mengusahakannya, oleh karena itu pemerintahlah yang harus menyediakannya.[2]
 Untuk itu pemerintah mengenakan pajak kepada masyarakat dimana salah satu manfaatnya adalah untuk pengadaan barang yang tergolong Non Excludable Goods ini.

2.      Non Rivalrous Goods
yaitu barang yang banyak orang dapat menggunakan atau menikmatinya sekaligus tanpa mengganggu kesenangan orang lain yang telah lebih dahulu menikmatinya. Contohnya adalah menonton acara di televisi, semua orang dapat menikmatinya sekaligus tanpa mengganggu orang satu sama lainnya selama mereka berada pada saluran dan waktu yang sesuai.

                   Pasar yang kompetetif akan menghasilkan Private Goods secara efisien. Produsen dapat memperoleh keuntungan dari menjual Private Goods tersebut karena orang-orang akan membayar untuk memperoleh dan menikmatinya. Sedangkan untuk barang yang Non-Excludable dan Rivalrous, produsen tdak dapat memperoleh keuntungan karena orang tetap dapat menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa harus membayar. Oleh karena itu lah Public Goods akan lebih efisien bila diproduksi bukan oleh swasta, tetapi oleh pemerintah. Pemerintah dapat mengambil keuntungan dengan semakin meningkatnya kualitas masyarakat dimana selanjutnya pemerintah dapat memperoleh dana dari pajak yang disetorkan oleh masyarakat itu sendiri.[3]
2.      Distribusi
             Dalam masyarakat terdapat beragam jenis manusia. Ada yang kaya dan miskin, ada yang terampil dan ada yang tidak terampil sehigga secara alamiyah terjadi kesenjangan. Untuk itulah diperlukan distribusi (equity) agar kesenjangan ini dapat diperkecil.
Equity adalah keadilan dalam mendistribusikan sumber daya (resorces). Pemerintah harus membantu  masyarakat yang kurang beruntung dengan bantuan dari masyarakat yang lebih beruntung. Bantuan dapat dilakukan melalui pajak, sumbangan, hibah dan lainnya.

3.      Transfer Tunai Barang dan Jasa
Pemerintah dapat melakukan dua cara distribusi pendapatan yaitu:
a)    Pertama dengan melakukan transfer tunai (cash transfer). Hal ini dapat dilakukan melalui uang tunjangan atau uang transfer.
b)   Kedua dengan memberikan bantuan secara langsung berupa barang kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dari kedua cara ini, pemerintah tinggal menentukan cara mana yang paling sesuai dengan penerima. Sebagai contoh, sekolah adalah termasuk private goods, karena sekolah adalah barang Excludable dan Rivalrous akibat dari biaya sekolah yang semakin tinggi sehingga banyak orang yang menjadi tidak mampu untuk masuk dan menikmati bangku sekolah. Untuk itu, pemerintah perlu memberikan bantuan berupa beasiswa kepada orang-orang yang kurang mampu agar mereka tetap dapat menimba ilmu di sekolah atau juga pemerintah dapat mendirikan sekolah-sekolah negeri dan kemudian membebaskan uang sekolah bagi orang-orang yang masuk ke sekolah tersebut.[4]
                                                                                                                      
C.     Pemerintah dalam Perekonomian Modern
Di dalam dunia perekonomian pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting di dalam terselenggaranya kegiatan-kegiatan perekonomian. Adapun peranan-peranan pemerintah dalam perekonomian meliputi beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1.       Benda-benda kolektif.
Pemerintah memenuhi macam-macam fungsi dalam proses ekonomi. pertama dihasilkannya atau disediakannya benda-benda kolektip. Pada umumnya hal tersebut adalah benda-benda  yang tidak termasuk bagian dari lalu lintas pertukaran, karena hanya dapat dikonsumsi secara kolektif misalnya: pemerintahan, pertahanan, peradilan. jadi benda-benda tersebut mempunyai guna dan disediakan secara cuma-cuma, sedangkan biaya-biayanya ditutup dengan jalan pemajakan dari masyarakat yang bersangkutan. Benda-benda kolektif seperti halnya dengan benda-benda individu yang harus dihasilkan dengan bantuan alat-alat produksi. Untuk menggunakan alat produksi tersebut pemerintah harus membayar harga tertentu. Hal tersebut merupakan biaya-biaya yang dilimpahkan kepada masyarakat. Oleh karena itu tanpa aktifitas pemerintah maka proses ekonomi boleh dikatakan tidak mungkin akan terjadi.


2.      Pemerintah sebagai pengusaha
Pemerintah juga sebagian menyediakan benda-benda individual yang melalui pembentukan harga dijual kepada para konsumen. Maka dalam hal ini, pemerintah betindak sebagai pengusaha walau dengan melakukannya seringkali berbeda dengan usaha untuk mengejar laba. Yang terpenting dalam hubungan ini adalah perusahaan-perusahaan negara yang menyelenggarakan jasa-jasa memproduksi untuk kepentingan umum. Hal tersebut merupakan penyediaan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi proses ekonomi.[5]
3.      Tujuan serta alat-alat politik ekonomi
Sebagai tugas ketiga pemerinthah dalam bidang ekonomi, dapat disebut tindakan menjalankan politik ekonomi. Yang dimaksud politik ekonomi yaitu bertindaknya perintah dalam proses ekonomi untuk mencapai maksud- maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut terutama berhubungan dengan usaha untuk mengoreksi mekanisme harga, tindakan untuk mengatasi pengangguran struktural, tindakan untuk menghadapi akibat- akibat pembentukan kekuasaan pihak swasta dan pembagian kembali pendapatan. Jadi pemerintah tidak selalu menerima hasil- hasil dari proses ekonomi, melainkan berusaha untuk mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[6]
Tetapi jika harus campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan mengembalikan efisiensi, maka pemerintah melakukan regulasi atau membuat kebijakan-kebijakan yang berfungsi mengatur jalannya perekonomian agar tetap efisien. P.A. Samuelson mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi perekonomian yaitu:
1.      Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi
2.      Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan menggunakan instrumen pajak dan pemerintah
3.      Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong ekonomi yang tangguh.[7]




[2]  Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 235-236.

[3] Ibid.,237.
[4] Ibid.,238.
[5] Hartog, Ekonomi Modern (Bandung: Tarsito, 1984)120-122
[6] Ibid.,123
[7] hhtp: // susilofy.wordprees.com.city diakses pada 20 september 2013.

1 comment: