Tuesday, October 4, 2016

PENELITIAN SEBAGAI AKTIFITAS ILMIAH

PENELITIAN SEBAGAI AKTIFITAS ILMIAH

Pendahuluan
            Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian berasal dari bahasa inggris research ( re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Dengan demikian metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
            Penelitian sebagai aktifitas ilmiah dalam pelaksanaannya berpedoman as pada tata cara/ metode ilmiah. Teoristis banyak diungkapkan tahapan-tahapannya sebagai langkah sistematis dan terarah. Tahapan yang dimaksud sebagai penuntun bagi petugas penelitian operasional maupun sebagai perencanaan dalam persiapan penelitian.
            Penting bagi petugas penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian, jenis-jenis pengetahuan dan tahapan-tahapan yang harus dilakuakan sebagai seorang peneliti, hal tersebut diatas sangatlah penting dipelajari sebagai seorang peneliti untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan suatu masalah.
Pembahasan
a.      Penelitian sebagai aktifitas ilmiah
Penelitian ilmiah atau istilah asingnya resenrch berarti “penc arian ulang”. Secara definitif, ia merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji sesuatu masalah. Usaha demikian juga bertujuan untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang mendasar dan umum berkenaan dengan landasan serta inti masalah tertentu. Penelitian biasa dilakukan atas pedoman berbagai informasi, yakni informasi yang terwujud dalam teori-teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu. Di samping itu penelitian juga dilakukan dengan tujuan untuk menambah atau menyempurnakan teori serta pengetahuan yang telah ada berkenaan dengan masalah yang menjadi sasaran kajian.[1]
Penelitian sebagai aktifitas ilmiah dalam pelaksanaannya berpedoman pada tatacara/metode ilmiah, secara teoristis banyak diungkapkan tahapan-tahapannya sebagai langkah sistematis dan terarah.
Dalam melakukan penelitian seorang ilmuan tidak perlu terpaku terhadap suatu teknik pendekatan tertentu, mengingat bahwa pendekatan ilmiah peneliian bagi seorang ilmuan satu dengan lainnya tidak mempunyai kaseragaman. Idealnya seorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu interelasi yang sistematis dari fakta-fakta yang kemudian direfleksikan pada teori-teori yang menunjang.
Suatu kegiatan bisa dikatagorikan  ilmiah apabila memenuhi unsur sebagai berikut:
1.      Terhindar pengaruh-pengaruh yang membawa pemikiran obyektif.
2.      Data yang diperoleh merupakan fakta yang ada dilokasi penelitian.
3.      Jujur tidak memutar balikkan suatu fakta, melihat segala yang ada secara faktual tanpa menutupi apa yang ada.
4.      Berpihak dari segi obyektifitas, tidak mencari yang baik dengan meninggalkan hal-hal yang kurang baik namun relefan.
5.      Pelaksanaannya berpedoman pada langkah-langkah tertentusecara sistematis dan analisis.
6.      Pengolahan data dan analisis berdasarkan pada fakta dan tidak mencari data lain yang sudah ada.[2]
A.    Urgensi penelitian
Urgensi penelitian dalam filsafat ilmu biasa disebut epistimologi ,yaitu suatu cara memperoleh atau mendapatkan pengetahuan dengan benar, menurut Noeng Muhadjir untuk pelacakan pengetahuan dengan menggunakan pendekatan penelitian diperlukan adanya pemahaman yang mendasar tentang landasan filosofistik dari berbagai konsep disiplin ilmu pengetahuan.[3]
Berkenaan dengan urgensi metodologi penelitian itu sendiri, selain apa yang telah disebutkan di atas, penelitian pada dasarnya merupakan bagian terpenting di dalam perspektif ilmu pengetahuan. Secara umum sesuatu ilmu pengetahuan itu didasarkan kepada tiga proses utama yaitu: ontologi, efistimologi dan aksiologi. Dasar pengetahuan yang bersifat ontologi dikembangkan di dalam membahas tentang apa yang ingin diketahui dan seberapa jauh seseorang ingin mengetahuinya. Dalam hal ini ilmu membatasi diri hanya pada kejadian yang bersifat empiris, meskipun penelaahan ilmu itu mencakup Seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indra manusia. Berdasarkan obyek yang ditelaalmya, ilmu dapat dis ebut sebagai suatu pengetahuan yang obyek-obyeknya diorientasikan terhadap dunia empiris.
Adapun secara episternologis, berarti adanya upaya pembahasan secara mendalam dengan mengarahkan segala proses atau usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini ilmu pengetahuan didapat melalui proses tertentu yang disebut dengan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah pikiran yang lain. Sementara pada tataran aksiologi (signifikansi ilmu) dalam perspektif penelitian ini mengantarkan seseorang untuk sampai kepada pengetahuan mengenai kegunaan ilmu itu. Dengan demikian jelaslah bahwa penelitian ilmiah dengan seperangkat metodologi yang dikernbangkannya memiliki arti penting di dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan.
Secara umum urgensi dari metode penelitian menurut Sutrisno Hadi, ialah untuk menemukan pengetahuan baru, mengembangkan pengetahuan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.[4]
Pengertian secara umum mengenai metode ilmiah itu juga amat bergantung kepada bahasa yang digunakan oleh sesuatu disiplin ilrnu. Sementara itu suatu ilmu pengetahuan di dalam kenyataannya merupakan gabungan dari cara-cara manusia dalam mencari pengetahuan dan cara memperoleh ilmu pada umumnya ditempuh melalui dua perspektif: pertama, rasionalisme yakni kebenaran tentang suatu ilmu diperoleh melalui cara berfikir rasional dan kedua, dengan cara empirisme yakni ide tentang kebenaran itu diperoleh berdasarkan pengalaman. dengan demikian metode ilmiah yang merupakan dasar bagi penelitian adalah gabungan dan pendekatan rasioanal dan empiris. Rasionalisme berfungsi sebagai kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme merupakan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Dalam kerangka penelitian itu sendiri, kegiatan keilmuan adalah menyusun konsep berdasarkan dugaan sementara mengenai obyek yang dipermasalahkan, sehingga ia bersifat hipotesis, kemudian hipotesis itu diuji kebenarannya secara empiris hingga menghasilkan penjelasan secara teoretis. Dengan kata lain kebenaran ilmiah melalui proses penelitian itu berarti kebenaran sesuatu konsep yang didukung oleh fakta-fakta empiris.
Urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan IPTEK, dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang membutuhkan data atau fakta yang mendukung. Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud dapat merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan orang lain dalam suatu penelitian. IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan perkembangan IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada masyarakat banyak, serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu IPTEK akan meningkat.[5]
B.     Jenis- janis Penelitian
Penelitian imliah secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied reseach). Penelitian  dasar atau bisa disebut pula sebagia penelitian murni, dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip dasar dan umum mengenai suatu bidang.[6]
Jenis penelitian dapat digolongkan menurut sudut tinjauan tertentu. Menurut Prof. Sutrisno Hadi M.A, jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Menurut bidangnya
Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian pendidikan, penelitian pertanian, penelitian hukum, penelitian ekonomi, penelitian agama.[7]
2.      Menurut tempatnya
Penelitian berdasarkan tempat ditemukanya data dapat digolongkan menjadi tiga macam: library research, laboratory research, dan field research. Penelitan yang dilaku diperpustakan (library research) dilangsung dengan cara membaca, menelaah atau memeriksa bahan-bahan yang terdapat di suatu perpustakaan. Adapun penelitian yang dilakuka di laboratori (laboratory research) berlangsung dengan rnenggunakan insrumen-instrumen tertentu melalui percobaan-percobaan. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan cara pengamatan atau pengontrolan terhadap timbulnya gejala-gejala tertentu sebagai akibat atau pengaruh dari kondisi-kondisi yang sengaja dikenakan terhadap subyek penelitian. Sementara penelitian yang dilaksanakan di tengah-tengah kancah kehidupan masyarakat luas disebut field research. Penelitian lapangan ini biasanya berkenaan dengan adat istiadat suku bangsa, perilaku keagamaan, kehidupan sesuatu komunitas, pelaksanaan Undang-undang Perkawinan, pelaksanaan sistem pendidikan dan sebagainya.[8]
3.      Menurut pemakaiannya
Penelitian meliputi penelitian murni (dasar) dan penelitian terapan (terpakai).[9]
4.      Menurut tujuan umumnya penelitian dapat meliputi:
a.       Penelitian eksporatif yaitu penelitian yang diarahkan kepada upaya untuk menemukan masalah-masalah atau gejala-gejala yg sifatnya baru.
b.      Penelitian pengembangan penelitian ini bersifat memperluas dan menggali secara mendalam atas bahan-bahan yang telah ada dari hasil penelitian sebelumnya.
c.       Penelitian ferifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kembali bahan-bahan atau kesimpulan.[10]
5.      Penggolongan menurut jenjangnya, terbagi menjadi:
a)      Penelitian diskriptif atau berupa penulisan.
b)      Penelitian inferensial guna menarik kesimpulan.
6.      Penggolongan menurut proses berlangsungnya prosedur penelitian, yaitu:
a)      Penelitian historis documenter
Ialah penelitian yang bertujuan untuk menetapkan status data sejarah di masa lampau.
b)      Penelitian eksperimental
Penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
7.      Penggolongan menurut jenis aktifitas yang dilakukan , yaitu:
a)      Penelitian penemuan fakta atau fact finding.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta, tanpa mengadakan suatu generalisasi.(penelitian eksploratif)
b)      Penelitian lengkap atau complete research.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengadakan generalisasi berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penelitian jenis ini mempunyai cirri-ciri khusus sebagai berikut:
(a)    Masalah sifatnya urgen dan perlu segera dipecahkan.
(b)   Orang mencari evidensi atau pembuktian dan kesaksiannya.
(c)    Orang mengadakan analisis, klasifikasi, dan generalisasi.
(d)   Dicari metode penyelesaian yang tepat dan efisien.
(e)    Mencari implikasi atau kaitannya dengan masalah-masalah lain.
c)      Interpretasi kristis atau critical interpretation.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan satu pemikiran mengenai suatu masalah dalam uraian kritis dan logis (sesuai fakta yang ada, didukung oleh pembuktian-pembuktian atau evidensi.
8.      Menurut pendekatannya
Penelitian dapat meliputi penelitian longitudinal dan penelitian cross sectional.[11]
a)    Penelitian longitudinal (antar waktu)
Ialah Penelitian ini dilakukan antar waktu atau penelitian mengenai satu masalah namun dilakukan dalam dua waktu yang berbeda. Bentuk- bentuk Penelitian longitudinal:
(a) Penelitian kecenderungan: Penelitian mengenai gejala yang sama, waktu berbeda, responden berbeda.
(b)Penelitian panel: Penelitian mengenai gejala yang sama, waktu berbeda, responden yang sama.
(c) penelitian kohort: Penelitian mengenai gejala yang berbeda, waktu berbeda, responden sama.
Penelitian cross- sectional. Penelitian ini hanya memfokuskan menangani satu masalah dalam satu waktu.[12]
C.    Tahapan penelitian
Tahapan atau prosedur penelitian dilakukan berlandaskan pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode penelitian ilmiah. Dalam hal ini langkah-langkah yang biasa diternpuh bukanlah sesuatu yang bersifat kaku (rigid), melainkan sesuatu yang sifatnya luwes (fleksible), artinya beberapa langkah yang mungkin dipandang perlu untuk dikembangka didalam proses penelitian itu sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi tahapan-tahapan yang umum berlaku untuk sebuah penelitian secara garis besar adalah sebagaimana di bawah ini:
a.       Research planning
Ialah perencanaan untuk peneltian. Di dalam perencanaan itu selalu mengandung arti adanya keteraturan, perhitungan yang tepat dan tujuan yang nyata. Si peneliti merumuskan persoalan secara jelas, menentukan sumber data (data sources), dan selanjutnya menentukan metode pengumpulan data yang akan ditempuh di dalam upaya memperoleh data itu, serta dari sumber apa data akan didapatkan. Kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan langkah awal atau fase persiapan penelitian.
b.      Data collecting
Ialah pengumpulan data/bahan keterangan didasarkan pada prinsip bahwa data yang berhasil dikumpulkan itu adalah data yang lengkap, tepat, dan dapat dipercayaan.
Apabila persiapan-persiapan penelitian telah dilakukan secara cermat dalam bentuk perencanaan (proposal penelitian), maka Iangkah berikutnya adalah kegiatan pengumpulan data serta informasi yang diperlukan. Dalam hal ini pengumpulan bahan keterangan didasarkan pada prinsip bahwa data yang berhasil dikumpulkan itu adalah data yang lengkap, tepat, dan dapat dipercaya. Agar pencapaian ini dapat terwujud, maka pemilihan dan penentuan metode pengumpulan data serta penentuan instrumen pengumpul data adalah sesuatu yang harus dicermati. Semuanya itu perlu dipersiapkan terlebih dahulu pada saat peneliti merencanakan kegiatan riset. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan fase pelaksanaan penelitian.
c.       Data analiting
Ialah frase pengolahan data hasil riset kegiatan analisa ini biasanya meliputi:
a)      Editing, yaitu melakukan pemeriksaan data yang berhasil dihimpun.
b)      Cooding, yaitu mengatur dan member kode-kode atau tanda-tanda pada data yang terkumpul.
c)      Tabulating, yaitu membuat daftar klasifikasi atau table-tabel tertentu, apabila hal itu diperlukan.
d)     Analiting, yaitu menganalisa data yang terkumpul sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan-kesimpulan hasil penelitian.
d.      Research reporting
Dalam tahap ini, data yang telah berhasil dikumpulkan itu diteliti dengan cermat, diatur, diklasifikasikan, dipaparkan atau dianalisa, dan kemudian ditaris kesimpulan, yang seluruhnya dituangkan dalam bentuk laporan hasil penelitian.[13]



Kesimpulan
Penelitian ilmiah atau istilah asingnya resenrch berarti “pencarian ulang”. Secara definitif, ia merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji sesuatu masalah. Usaha demikian juga bertujuan untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang mendasar dan umum berkenaan dengan landasan serta inti masalah tertentu. Penelitian biasa dilakukan atas pedoman berbagai informasi, yakni informasi yang terwujud dalam teori-teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu.
Urgensi penelitian dalam filsafat ilmu biasa disebut epistimologi ,yaitu suatu cara memperoleh atau mendapatkan pengetahuan dengan benar. Adapun secara episternologis, berarti adanya upaya pembahasan secara mendalam dengan mengarahkan segala proses atau usaha untuk memperoleh pengetahuan.
jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Menurut bidangnya
2.      Menurut tempatnya
3.      Menurut pemakaiannya
4.      Menurut tujuan umumnya penelitian
5.      Penggolongan menurut jenjangnya
6.      Penggolongan menurut proses berlangsungnya prosedur penelitian
7.      Penggolongan menurut jenis aktifitas yang dilakukan.
8.      Menurut pendekatannya
Tahapan atau prosedur penelitian dilakukan berlandaskan pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode penelitian ilmiah. Dalam hal ini langkah-langkah yang biasa diternpuh bukanlah sesuatu yang bersifat kaku (rigid), melainkan sesuatu yang sifatnya luwes (fleksible), artinya beberapa langkah yang mungkin dipandang perlu untuk dikembangka didalam proses penelitian itu sesuai dengan kebutuhan.
Daftar Pustaka
Abdurahman. Dudung, Pengantar Metode Penelitian. yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2003.
Abdurahman. Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Sarwono. Jonathan, etode Penelitian Kuantitatif &kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Damanuri Aji, Metodologi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: STAIN PRESS, 2010.
Joko. P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Teguh. Muhammad, Metodologi penelitian ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2001
Narbuko. Cholid, dkk. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian. Yoghyakarta: UGM Press, 2006.
http://www.slideshare.net/alfaze/urgensi-dan-jenis-penelitian, diakses Jumat, Tgl 13-09-2013. 15:45 WIB.




[1] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2003),1.
[2] P. Joko subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),10.
[3] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah (Ponorogo: STAIN PRESS, 2010), 2.
[4] http://www.slideshare.net/alfaze/urgensi-dan-jenis-penelitian, diakses Jumat, Tgl 13-09-2013. 15:45 WIB.
[5] Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yoghyakarta: UGM Press, 2006).
[6] Aji damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah, 4.
[7] Jonathan Sarwono, Metodologo penelitian kualitatif dan Kuantitatif,( yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 18.
[8] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, 7-8.
[9] Drs. Cholid Narbuko, dkk. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
[11] Muhammad teguh, Metodologi penelitian ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2001), 13-14.
[12]  Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 19.

[13] Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, 14-16.

No comments:

Post a Comment