Thursday, October 6, 2016

PENDEKATAN PENELITIAN KEAGAMAAN (ISLAMIC STUDIES) BERBASIS RESEARCH

PENDEKATAN PENELITIAN KEAGAMAAN (ISLAMIC STUDIES) BERBASIS RESEARCH





PENDAHULUAN

WILLIAM J. GOODE dan Paul K. Hatt, Guru besar pada jurusan sosiologi dari Columbia University dan Northwestern University, mendefinisikan ilmu (science) sebagai kumpulan pengetahuan yang diorganisir secara sistematik. Yang mana pengetahuan teologis, yang disusun secara sistematis dapat dipandang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam. Apabila kita mengaitkan hal tersebut dengan penelitian keagamaan, yang hasilnya diklaim sebagai hasil penelitian ilmiah.
Agama dan penelitian, mengapa kita harus melakukan penelitian terhadap agama? Paling tidak ada tiga alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan.
Pertama, bahwa tindakan manusia selalu dipengaruhi oleh sistem teologi yang dianut. Oleh karenanya karakter hubungan manusia yang berbeda agama dimanapun selalu dipengaruhi oleh sistem teologi yang dianut masimg-masing. Jadi meningkatkan partisipasi umat beragama bagi Negara. Dengan demikian, dapat ditumbuhkan antara lain melalui peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap berbagai agama, khususnya agama-agama yang berkembang di Negara tersebut.
Kedua, peristiwa-peristiwa yang terjadi diberbagai bagian dunia senantiasa melibatkan faktor antar agama di bel
akangnya, meskipun agama bukan satu-satunya faktor pemicunya.
Ketiga, penelitian perbandingan agama dapat meningkatkan wawasan umat beragama. Seperti yang pernah dijelaskan Max Muller bahwa orang yang mengetahui satu agama (agamanya sendiri) sebetulnya tidak mengetahui apa-apa. Tiga alasan tersebut mengisyaratkan bahwa penelitian agama-agama (perbandingan agama) berfungsi sebagai “upaya akademis” menciptakan kehidupan antar agama yang lebih harmonis dan dinamis.
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian, objek dan ruang lingkup, pendekatan dan metode memahami keagamaan, serta tujuan diadakannya penelitian keagamaan yang berbasis research.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Keagamaan (Islamic Studies)
1). Pengertian Agama
Pengertian Agama yg dibuat oleh penganut agama biasanya sesuai dengan agamanya itu. Pengertian agama yg dibuat oleh ilmuwan sosial macam-macam sekali. Misalnya yg dibuat oleh R.N. Bellah: A set of symbolic forms and acts which relate man to the ultimate condition of his existence. Dalam tradisi Islam, kedua makna penelitian itu sudah ada. Misalnya :
(1)   Imam Bukhori, meneliti hadits untuk menemukan kebenaran hadits, sahih apa tidak, dengan metode sanad.
(2)   Imam Syafi’i meneliti sumber-sumber agama untuk menentukan menetapkan hukum.
(3)   Ibnu Taimiyah meneliti untuk menemukan ajaran yang benar.
(4)   Al-Ghazali meneliti untuk menemukan sikap hidup beragama yang benar.
(5)   Ibnu Khaldun meneliti agama untuk menemukan realitas yang sebenarnya dari umat beragama.
2). Pengertian Penelitian
Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan.
Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan, yakni gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka pemikiran yang logis. Sedangkan pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran. Dan, metode ilmiah itu sendiri adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan cara yang sistematis.[1]
Menurut David H. Penny, penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran kata-kata. Di kalangan kaum akademisi, agama saat ini tidak hanya dipandang sebagai seperangkat ajaran (nilai), dogma atau sesuatu yang bersifat normatif, tetapi juga dilihat sebagai suatu studi kasus yang menarik bagaimana agama dilihat sebagai obyek kajian untuk diteliti.[2]
3). Pengertian Penelitian Keagamaan.
Penelitian keagamaan adalah penelitian yang objeknya agama sebagai produk interaksi sosial. Kita tidak perlu membuat metodologi penelitian sendiri cukup memakai metodologi sosial yang telah ada. Dengan demikian, menurut Juhaya S. Praja pengertian penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.[3] Penelitian keagamaan, agama sebagai gejala sosial. Meneliti manusia yang menghayati dan memperoleh pengaruh dari agama. Meneliti bagaimana agama itu ada dalam perilaku, interaksi, kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitas sosial kultur.[4]
Berdasarkan batasan tersebut, penelitian keagamaan meliputi hal-hal berikut:
1.      Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang dianutnya.
2.      Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.
3.      Ajaran agama yang membentuk kelompok sosial, corak perilaku, dan budaya masyarakat beragama.[5]


B.  Objek dan Ruang Lingkup Penelian Keagamaan (Islamic Studies)
Dalam hubungannya dengan penelitian, agama sebagai objek studi dapat dilihat dari tiga sisi. Pertama, sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final dan diterima apa adanya. Kedua, sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya. Ketiga, sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Bila Islam dilihat dari tiga sisi seperti tersebut diatas, maka ruang lingkup penelitian keagamaan dapat pula dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian di dalamnya. Karena kebenarannya telah diterima sedemikian rupa oleh para pemeluknya. Sementara penelitian hanya akan menfokuskan diri pada sisi yang kedua dan ketiga, yaitu  agama sebagai gejala budaya dan realitas sosial.[6]
C.   Pendekatan  Keagamaan (Islamic Studies)
Dalam konteks Study Islam, pendekatan dimaksudkan adalah cara seorang penstudi memandang, membahas, dan menganalisa suatu objek Agama yang dijadikan objek studi tersebut. Ada dua pendekatan utama yang biasa digunakan oleh para peneliti Islam, yaitu:
1. Pendekatan Normatif
Yaitu pendekatan yang dikembangkan dari paradigma Islam sebagai doktrin. Dan juga suatu pendekatan yang memandang agama dari dimensi ajaran- ajaran yang pokok dan asli dari Tuhan.
Ilmu-ilmu dan teori-teori yang dijadikan kerangka (sebagai pendekatan) dapat berupa ilmu- ilmu dan teori- teori agama seperti kalam, fiqh, dan tasawuf. Dan nonagama seperti sosiologi, antropologi, politik, psikologi dan lain-lain.

Ada beberapa bagian dari pendekatan normatif, diantaranya:
a.         Pendekatan Teologis, yaitu pendekatan teologis agama sebagai keyakinan atau dogma Tuhanyang bersifat absolut.
b.        Pendekatan Filosofis, yaitu memandang dan memahami agama dengan cara memikirkannya secara mendalam, sistematis, radikal dan universal sehingga mencapai inti atau hakikat agama.
c.         Pendekatan Legalistik, yaitu agama di[andang sebagai sekumpulan norma-norma hukum Tuhan yang harus dipraktekkan dalam kehidupan manusia.
d.        Pendekatan Mistik, yaitu memandang agama dari dimensi batin, dihayati secara spiritual guna mendekatkan diri pada Tuhan dengan sedekat- dekatnya.[7]
2.Pendekatan Historis
Yaitu pendekatan yang dikembangkan dari paradigma Islam sebagai realitas (kenyataan), seperti kondisi sosial umat Islam, kenyataan sejarah, perkemban gan peradaban dan kebudayaan, kondisi politik ekonominya dan lain-lain.
Ada beberapa bagian dari pendekatan historis, diantaranya:
a.         Pendekatan Sosiologis, yaitu melihat agama sebagai objek berupa ajaran, khususnya masyarkat Islam dalam kerangka teori sosiologi.
b.        Pendekatan Kultural, yaitu memahami agama dengan melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat.
c.         Pendekatan Historis, yaitu sejarah menjelaskan peristiwa- peristiwa penting di masa lampau untuk diambil hikmahnya di masa sekarang.
d.        Pendekatan Politik, yaitu memandang agama dan politik secara integral atau tidak dapat dipisahkan, hal ini dibuktikan dengan kenyataan dari masa ke masa bahwa umat Islam senantiasa menggunakan politik sebagai alat dakwah.
e.         Pendekatan Psikologi, yaitu digunakan untuk menjelakan gejala-gejala lahiriyah orang beragama, dimana hubungan antar pelilaku yang tampak dengan keyakinan keagamaan seseorang.[8]
D.    Pendekatan Penelitian Agama (Islamic Studies)
Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif didalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam khotbah, melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.[9] Dalam mempelajari ajaran Islam diperlukan sebuah metodologi agar ilmu tersebut dapat tersistematisi dengan baik. Melihat pentingnya sebuah metodologi dalam memahami Islam secara benar, Nasruddin Rajak mengajukan empat cara, yaitu:
1)      Islam harus dipelajari dari sumber yang asli, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW. Kekeliruan memahami Islam sering disebabkan orang hanya mengenal dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf yang semangatnya tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.[10]
2)      Islam harus dipelajari secara integral tidak dengan cara parsial, artinya mempelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan menimbulkan keraguan dan kebimbangan.
3)      Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar dan sarjana-sarjana Islam, karena mereka pada umumnya memiliki pemahaman Islam yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.
4)      Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada dalam masyarakat sehingga dapat diketahui tingkat kesesuaiannya. Artinya tidak mengambil kesimpulan tentang citra Islam berdasarkan sampel yang tidak valid dapat menyebabkan Islam tampil kurang pas, bahkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.[11]
5)      General Pattern
a.       Perform Certain Activities (Ritual)
b.      Believe certain things (Kepercayaan, dogma)
c.       Invest  authority in certain personalities (leadership)
d.      Hallow certain text (kitab suci)
e.       Telling various stories (sejarah)
f.       Legitimate Morality (moralitas)
6)      Particular Pattern
yaitu: Ibadah, Aqidah, Nabi dan Rasul, Al Qur’an dan Al Hadist, Al Tarikh, Al Akhlaq.
E.     Kegunaan Penelitian Keagamaan (Islamic Studies)
Secara ringkas dapat dikemukakan beberapa kegunaan penelitian keagamaan menurut  Al- Ghazali, yaitu sebagai berikut:
1.      Hasil penelitian keagamaan dapat menggambarkan keadaan agama dan kemampuan sumber daya yang ada, kemungkinan pengembangan serta hambatan-hanbatan yang dihadapi atau ditemukan dalam pemyelenggaraan keagamaan khususnya di lokasi penelitian.
2.      Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk mendiagnosa sebab kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam praktek keagamaan, sehingga mudah dicarikan upaya penanggulangannya.
3.      Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk menyusun kebijakan-kebijakan dalam menyusun strategi keagamaan.
4.      Hasil penelitian dapat menggambarkan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, pembekalan serta tenaga kerjabaik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek keagamaan.[12]



KESIMPULAN

A.    Pengertian Penelitian Keagamaan
Penelitian Keagamaan adalah penelitian yang objeknya agama sebagai produk interaksi sosial.
Pengertian agama yg dibuat oleh ilmuwan sosial oleh R.N. Bellah: A set of symbolic forms and acts which relate man to the ultimate condition of his existence.
pengertian penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.
B.     Ruang lingkup dan Objek Penelitian Keagamaan
Pertama, sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final dan diterima apa adanya. Kedua, sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya. Ketiga, sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
C.    Pendekatan Keagamaan
1.      Pendekatan Normatif, diantaranya: Pendekatan Teologis, Pendekatan Filosofis, Pendekatan Legalistik, Pendekatan Mistik.
2.      Pendekatan Historis, diantaranya: Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Kultural, Pendekatan Historis,  Pendekatan Politik, Pendekatan Psikologi.
D.    Pendekatan Penelitian Agama
1.      Islam harus dipelajari dari sumber yang asli, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2.      Islam harus dipelajari secara integral tidak dengan cara parsial.
3.      Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar dan sarjana-sarjana Islam.
4.      Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada dalam masyarakat sehingga dapat diketahui tingkat kesesuaiannya.
E.     Kegunaan Penelitian Keagamaan.
1.      Hasil penelitian keagamaan dapat menggambarkan keadaan agama dan kemampuan sumber daya yang ada.
2.      Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk mendiagnosa sebab kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam praktek keagamaan, sehingga mudah dicarikan upaya penanggulangannya.
3.      Hasil pene;itian dapat dijadikan alat untuk menyusun kebijakan-kebijakan dalam menyusun strategi keagamaan.
4.      Hasil penelitian dapat menggambarkan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, pembekalan serta tenaga kerjabaik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek keagamaan.
















DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, Rusli Karim. Metodologi Penelitian Agama sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989.
Aliade, Mircea.  Metodologo Studi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2000.
Anwar, Rosihon. Pengantar Studi Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.
Hakim, Atang Abd. Mubarok, Jaih. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mudzhar, Atho.  Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Nurhakim, Moh. Metodologi Studi Islam. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
Http://lismawatibendang.blogspot.com/2011/10/tujuan-dan-kegunaan-penelitian.html
Http://ryuhikaru.blogspot.com/2011/07/makalah-penelitian-keagamaan.html.
Http://solafussholeh.blogspot.com/2013/03/barbagai-pendekatan-di-dalam-memahami.html#sthash.0okaprN4.dpuf
Http://solafussholeh.blogspot.com/2013/01/barbagai-pendekatan-studi-islam.html










[1]Atang Abd. Hakim, Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 55.
[2] http://ryuhikaru.blogspot.com/2011/07/makalah-penelitian-keagamaan.html.
[3] Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 153.
 [4]http://solafussholeh.blogspot.com/2013/03/barbagai-pendekatan-di-dalam-memahami.html#sthash.0okaprN4.dpuf
[5] Abudin, Metodologi, 155.
[6] Moh. Nurhakim, Metodologi Studi Islam (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), 3.
[7] Ibid., 17-19.
[8] Ibid., 22-23.
[10]Taufik abdullah, Rusli Karim, Metodologi Penelitian Agama sebuah Pengantar (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989), 125.
 [11] Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), 68-70.

No comments:

Post a Comment