Monday, October 24, 2016

Tafsir QS. AL-HUJURAT AYAT 13

A.    Ayat

يآَيُّهَاالنَّاسُ اِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِّنْ ذَكَرٍوَّاُنْثَى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبآئِلَ لِتَعَارَفُوْآ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللهِ اَتْقَكُمْ اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

B.     Mufrodat
Bersuku-suku
قَبآئِلَ
Manusia
النَّاسُ
Agar kamu saling mengenal
لِتَعَارَفُوْآ
Kami telah menciptakan kamu
خَلَقْنَكُمْ
Paling mulia
اَكْرَمَكُمْ
Seorang laki-laki dan seorang perempuan
ذَكَرٍوَّاُنْثَى
Paling bertakwa
اَتْقَكُمْ
Kami jadikan kamu
جَعَلْنَكُمْ
Maha Mengetahui, Maha Teliti
عَلِيْمٌ خَبِيْر
Berbangsa-bangsa
شُعُوْبًا

C.    Terjemah
“Wahai manusia! Sungguh,kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. al-Hujurat: 13).

D.    Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika fathu makkah Bilal naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Berkatalah beberapa orang: “Apakah pantas budak hitam adzan di atas Ka’bah ?”. Maka berkatalah yang lainnya: “Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya”. Ayat ini (S. 49: 13) turun sebagai penegasan bahwa Islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling mulia adalah yang paling takwa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Mulaikah.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dalam kitab al-mubhamaat, “Saya menemukan tulisan tangan dari Ibnu Basykual yang menyebutkan bahwa Abu Bakar bin Abi Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya, ‘Ayat ini turun berkenaan dengan Abi Hindun. Suatu ketika, Rasulullah menyuruh Bani Bayadhah untuk menikahkan Abu Hindun ini dengan wanita dari suku mereka. Akan tetapi, mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami akan menikahkan anak wanita kami dengan seorang budak.’ Sebagai responnya, turunlah ayat ini.

E.     Ayat al-Qur’an lain sebagai pendukung
1.      Qs Al-Hujurat ayat 11
يآيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَيَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلاَ نِسَآءٌ مِّنْ نِسَآءٍ عَسى اَنْ يّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ  
“Janganlah satu kaum (kumpulan lelaki) mengejek kaum (kumpulan lelaki) yang lain. Jangan pula (kumpulan perempuan) mengejek (kumpulan perempuan) yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diejek) lebih baik daripada mereka (yang mengejek).”
2.      Qs Al-Rum ayat 22
وَمِنْ ايتِهِ خَلْقُ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ وَاخْتِلفُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْونِكُمْ
“Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya, adalah penciptaan langit dan bumi, dan berlain-lainan bahasamu, dan warna kulitmu...”

F.     Kandungan Ayat/Tafsir
Setelah Allah SWT melarang pada ayat-ayat yang lalu mengolok-olok sesama manusia mengejek serta menghina dan panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, maka di sini Allah menyebutkan ayat yang lebih menegaskan lagi larangan tersebut dan memperkuat cegahan tersebut. Allah menerangkan bahwa manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapakah saling mengolok-olok sesama saudara hanya saja Allah Ta’ala menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, agar di antara mereka terjadi saling kenal dan tolong-menolong dalam kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang bermacam-macam.
Namun tetap tidak ada kelebihan bagi seseorang pun atas yang lain, kecuali dengan takwa dan kesalehan, di samping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-hal yang bersifat keduniaan yang tiada abadi.
Maka Allah pun menurunkan ayat ini sebagai cegahan bagi mereka dari membanggakan nasab, mengunggul-unggulkan harta dan menghina kepada orang-orang fakir. Dan Allah menerangkan bahwa keutamaan itu terletak pada takwa.


No comments:

Post a Comment