Friday, October 7, 2016

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN (Pengantar Management)

PEMBAHASAN

A.                  KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan
 Seorang pemimpin, baik memimpin formal maupun pemimpin informal menjalankan atau melaksanakan “Kepemimpinanan” yang dengan sendirinya berbeda:
a.       Derajatnya
b.      Bobotnya
c.       Daerah jangkauannya
d.      Sasaran-sasarannya.[1]

Kepemimipinan dapat diartikan kemampuan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di daerah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu (James M.Black). Untuk dapat mengusahakan orang lain bekerja sama dengan dirinya maka pemimpin dapat menggunakan kewibawaannya tertentu atau kewenangan formal tertentu. Kekuasaan merupakan suatu bagian dari sendi kehidupan organisasi. Manager dan non- maneger menggunakan kekuasaan dalam aktivitas sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa kewenangan adalah suatu kekuasaan atau hak pimpinan untuk bertindak dan memerintah orang lain atau bawahan.

Basis- basis kekuasaan
Kekuasaan dapat berasal dari berbagai sumber. Kekuasaan dapat berasal dari basis antarpribadi, sruktural dan situasional.
1.        Kekuasaan Antarpribadi ( John R.P.French dan Bertram Raven ).
a.     Kekuasaan Legitimasi
Merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya atau jabatannya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang kedudukannya lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat  dalam organisasi, misalnya sesama manager, memiliki kedudukan legitimasi yang sederajat.
b.    Kekuasaan Imbalan
Kekuasaan ini berdasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain. Kekuasaan ini digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa sebuah imbalan baik berupa ekstrinsik maupun intrinsik yang ditawarkan seseorang yang mungkin diterimanya, mungkin sekali mereka akan tanggap pada perintah.
c.    Kekuasaan Paksaan
Model kekuasaan ini erat kaitannya dengan konsep menghukum. Hukuman ialah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman diberikan agar perilaku yang bersangkutan dapat berubah menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk organisasinya. Pemberian hukuman dapat berupa pembatalan promosi jabatan, pembatalan bonus, skors, PHK, potong gaji, teguran dimuka umum dan sebagainya.
d.   Kekuasaan Ahli
Seseorang yang memiliki kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai lebih tinggi dari orang lain. Sesorang yang memeliki keahlian teknis administratif. Semakin sulit yang mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar pula kekuasaan yang dimilikinya. Kekuasaan ini merupakan karakteristik pribadi melebihi kekuasaan yang telah dibahas sebelumnya. Seorang montir mugkin sekali memiliki kekuasaan ahli karena dia mengetahui seluk beluk mesin daripada orang lain.
e.    Kekuasaan Panutan
Kekuasaan jenis ini lebih dikaitkan dengan kharisma yang dimiliki orang tersebut dibandingkan dengan posisi atau jabatan yang dimilikinya.

2.         Kekuasaan Struktural dan Situasional
Seorang Manager, dalam menjalankan segala tugasnya dalam organisasi pengambilan-pengambilan keputusan dialokasikan keberbagai posisi dengan membentuk pola komunikasi dan arus informasi. Bentuk kekuasaan ini timbul karena sumber daya, pengambilan keputusan, dan informasi.
a.     Sumber daya
Kekuasaan seseorang berasal dari dua sumber. Pertama, sumber daya dan dukungan. Kedua, kemampuan memperoleh kerja sama untuk melakukan pekerjaan yang penting.
b.    Kekuasaan pengambilan keputusan
Jabatan seseorang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan atau menentukan kadar kekuasaan. Seseorang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses pengambilan keputusan, alternatif yang harus dipilih, dan waktu pengambilan keputusannya.
c.     Kekuasaan Informasi
Memiliki akses serta jangkauan informasi merupakan hal yang terpenting dalam kekuasaan jenis ini. Kekuasaan seseorang tidak hanya diberikan oleh posisi yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasaan seseorang atas informasi yang relevan.
3.        Kriteria Seorang Pemimpin
Beberapa  sifat dari pemimpin yang berguna dan dapat dipertimbangkan sebagaimana berikut:
a.       Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Seorang pemimpin yang menerima kewajiban untuk mencapai suatu tijuan berarti bersedia bertanggung jawab pada pimpinannya atas segala yang dilakukan bawahannya. Pemimpin harus mampu mengatasi bawahannya, tekanan kelompok informal, bahkan serikat buruh.
b.      Kemampuan untuk “ Perceptive ”
Kemampuan ini menunjukkan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memahami bawahan sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta ambisi yang ada.  Inilah yang disebut kemampuan Perceptive.
c.       Kemampuan bersikap Objektif.
Objektifitas merupakan kemampuan untul melihat peristiwa atau merupakan perluasan dari kemampuan persepsi. Persepsivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kejadian dan kenyataan yang lain, sehingga dapat membantu  manager untuk meminimumkan  faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas yang ada.
d.      Kemampuan untuk Menentukan Prioritas
Seorang Manager yang handal harus memiliki kemampuan untuk menentukan hal-hal yang sangat penting dan tidak penting. Kemampuan ini sangat diperlukan karena pada kenyataanya masalah yang harus dipecahkan bukannya datang satu persatu, melainkan datang secara bersamaan dan saling berkaitan.
e.       Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemberian perintah dan penyampaian informasi kepada  orang lain harus dimiliki.[2]

B.                  MOTIVASI MANUSIA


1.        Pengertian Motivasi
Motivasi adalah Proses yang mempengaruhi dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yanmg telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan.
2.        Teori Motivasi
Setiap individu memiliki kebutuhan- kebutuhan yang tersusun dari tingkatan yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi ( A.H Maslow ). Setiap kali kebutuhan pada tingkatan yang paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan yang lain yang lebih tinggi. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kebutuhan-kebutuhan tersebut diterjemahkan sebagai berikut:
a.         Kebutuhan Fisiologis Dasar
Fasilitas- fasilitas dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup pekerja seperti makanan, pakaian, dan perumahan.

b.         Kebutuhan akan rasa aman
Lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk ancama, keamanan jabatan atau posisi, status kerja yang jelas, dan keamanan alat yang dipergunakan.
c.         Kebutuhan untuk di cintai dan di sayangi
Seperti interaksi dengan rekan kerja, kebebasan melakukan aktivitas sosial dan kesempatan yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
d.        Kebutuhan untuk di hargai
Seperti pemberian penghargaan ( reward ) dan mengakui hasil karya individu.
e.         Kebutuhan Aktualisasi Diri
Seperti Kesempatan dan kebebasan untuk merealisasikan cita-cita atau harapan masing-masing individu, kebebasan untuk mengembangkan bakat atau talenta yang dimiliki.

   Mengingat setiap individu dalam perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka akan sangat penting bagi perusahaan untuk melihat kebutuhan dan harapan karyawannya, bakat dan keterampilan yang dimilikinya, dan rencana karyawan tersebut pada masa mendatang. Jika perusahaan mengetahui hal-hal tersebut, akan lebih mudah untuk menempatkan karyawan pada posisi yang tepat sehingga ia akan semakin termotivasi. Tentu saja dibarengi dengan penyusunan kebijakan perusahaan dan prosedur kerja yang efektif.

MODEL MOTIVASI

   Para Manajer umumnya mempunyai berbagai pandangan tentang motivasi dengan pendekatan model-model motivasi tertentu. Menurut mereka terdapat tiga model motivasi:

1.             Model Tradisional
Dalam hal ini aspek yang sangat penting dari pekerjaan para manajer adalah membuat para karyawan dapat menjalankan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang lebih efisien. Secara tradisional, para manajer mendorong atau memotivasi tenaga kerja dengan cara memberikan imbalan berupa gaji/ upah yang makin meningkat. Pandangan ini menganggap bahwa pada dasarnya para karyawan malas dan dapat didorong kembali hanya dengan imbalan keuangan. Meskipun demikian, para manajer semakin lama semakin mengurangi jumlah imbalan tersebut.

2.             Model hubungan manisiawi ( Human Relation Model ).
Model ini lebih menekankan dan menganggap penting adanya faktor kontak sosial yang dialami para karyawan dalam bekerja daripada faktor imbalan seperti model diatas. Dalam hal ini manajer membangun motivasi karyawan dengan cara memenuhi kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa penting dan berguna.

3.             Model Sumber Daya Manusia( Human Resources Model )
Motivasi karyawan tidak hanya pada upah atau kepuasan kerja tetapi berbagai faktor. Motivasi yang penting bagi karyawan menurut model ini adalah pengembangan tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara setiap anggota atau karyawan menyumbangkan sesuatu kepada organisasi sesuai dengan kepentingan dan kemampuan masing- masing.

KEBUTUHAN KARYAWAN
Dengan memperhatikan ketiga faktor tersebut, pimpinan akan lebih mudah dan tepat dalam mengambil motivasi.
Setiap karyawan memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan diri ingin diterima kehadirannya, ingin dipercaya dan didengar kata-katanya, dihargai manajemen, dan bangga terhadap pekerjaannya. Pihak management juga harus berupaya membentuk budaya kerja dan lingkungan kerja yang kondusif. Hal ini hanya dapat dicapai melalui:
a.    praktik kepemimpinan dan manajemen perusahaan yang baik,
b.    pendekatan kemanusiaan,
c.    kehadiran bagi semua pihak,
d.   jenjang karir yang jelas,
e.    program pelatihan dan pengembangan yang terpadu,
f.     dukungan peralatan yang memadahi,
g.    penilaian kinerja yang objektif,
h.    program “reward” yang tepat,
i.      gaji dan tunjangan yang memadai,
j.      serta kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA

Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.




[1]  Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen ( Rineka Cipta: Jakarta , 2000), 45.
[2]  Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia  ( Pustaka Setia : Bandung, 2009), 286-294. 

No comments:

Post a Comment