Tuesday, October 18, 2016

STUDI PENDAHULUAN dan MERUMUSKAN MASALAH (metodologi penelitian)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guan mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan –pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah dalam penilitian diantaranya melakukan studi pendahhuluan dan membuat rumusan masalah. Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, seorang peneliti hendaknya mengadakan studi pendahuluan, yaitu studi yang dilakukan untuk memperjelas masalah yang akan diteliti. Untuk itu dibawah ini akan dibahas mengenai studi pendahuluan beserta dengan rumusan masalahnya.
 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa studi pendahuluan itu?
2.      Apa saja manfaat studi pendahuluan?
3.      Bagaimana cara mengadakan studi pendahuluan?
4.      Bagaimana ciri-ciri rumusan yang baik untuk penelitian?
5.      Apa saja bentuk-bentuk masalah dalam penelitian?
6.      Apa saja tipe-tipe penelitian itu?




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Studi Pendahuluan
Dr. Winarno menyebutkan tentang studi pendahuluan ini dengan eksploratoris sebagai dua langkah, dan perbedaan antara langkah pertama dengan langkah kedua ini adalah penemuan dan pendalaman. Memilih masalah adalah menemukan masalah, sedang studi pendahuluan bermaksud mendalami masalah itu, sehingga harus dilaksanakan secara lebih sistematis dan intensif.[1]

2.      Manfaat Studi Pendahuluan
1.      Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2.      Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3.      Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4.      Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5.      Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
3.      Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
1.      Paper: dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
Studi ini juga bisa disebut studi kepustakaan atau liberature study.
2.      Person: bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
3.      Place: tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian.[2]



4.      Ciri-Ciri Masalah Yang Baik Untuk Melakukan Penelitian:
·         Keaslian ide
Ide dan rumusan masalah yang diajukan peneliti haruslah merupakan ide dan masalah yang asli dari peneliti dan bukan merupakan plagiat atau tiruan.
·         Didukung konsep yang kuat
Suatu rumusan masalah bisa jadi memang suatu pertanyaan yang memerlukan sebuah jawaban, namun bila tidak didukung konsep dan teori yang kuat, hal tersebut dapat melemahkan rumusan masalah yang telah disusun.

·         Merupakan hal yang penting
Ide dan rumusan masalah yang disusun seseorang haruslah merupakan hal yang penting dan memang layak untuk dikembangkan menjadi suatu penelitian.
·         Level atau tingkat kesulitan dan kedalaman masalah
Seorang peneliti sebaiknya mempunyai pengetahuan tentang proses penelitian untuk dapat menterjemahkan rumusan masalah menjadi suatu kerja penelitian. Sebaiknya seseorang harus mempertajam suatu topik atau tema menjadi suatu yang dapat dilakukan, spesifik  dan jelas.
·         Dapat dipecahkan
Hal yang tak kalah penting dalam merumuskan suatu masalah penelitian adalah meyakinkan diri bahwa masalah tersebut harus dapat diuji dan dapat dipecahkan.
·         Menarik
Kriteria menarik menjadi pertimbangna yang paling penting dalam menentukan rumusan masalah.



·         Disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
Sangat penting untuk memastikan bahwa seseorang berada pada tingkat keahlian dan kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang diusulkan.
·         Relevan atau mempunyai keterkaitan
Perlu dipertimbangkan juga bahwa rumusan masalah yang diajukan haruslah sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni seorang peneliti.
·         Masalah etika
Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa suatu rumusan masalah tidak sampai menyinggung masalah etika. Sebaiknya rumusan masalah tersebut tidak terlalu menyinggung masalah yang sensitif bagi seseorang atau kelompok atau masyarakat tertentu.
·         Berupa pertanyaan
Kriteria ini memang bukan sesuatu yang harus terpenuhi. Namun demikian suatu rumusan masalah yang dibuat dalam bentuk pertanyaan akan lebih memudahkan seorang peneliti untuk melakuakan prosedur pencarian jawaban.[3]
·         Masalah harus ada nilai penilitian
Masalah untuk suatu penelitian tidaklah dipilih seadanya saja. Masalah harus mepunyai isi yang mempunyai nilai penilitian, yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal-hal berikut diperthatikan.
·         Masalah harus fisibel
Masalah yang dipilh harus memiliki fisibilitas, yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan

·         Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peniliti
Masalah yang dipilh selain mempuyai nilai ilmiah serta fisibel juga harus sesuai dengan kualifikasi sipeneliti sendiri. Dalam hal ini, masalah yang dipilh sekurang-kurangnya: menarik bagi sipeneliti, cocok dengan kualifikasi ilmiah sipeniliti[4]

5.      Bentuk-bentuk Masalah dalam Penelitian
      a. Bentuk Masalah Deskriptif
                  Bentuk masalah deskriptif merupakan bentuk masalah yang berkaitan dengan suatu keadaan, fenomena, peristiwa yang terjadi pada saat ini. Maka dari itu kemudian timbullah tindakan penelitian deskriptif, yang didalamnya termasuk penelitian survei dan sejarah. Contoh dari masalah deskriptif misalnya, bagaimana minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP pada suatu daerah? berapa rata-rata nilai matematika dari peserta didik kelas 10 di SMA pada suatu daerah? dan lain sebagainya.[5]
                  Untuk penggunaan penelitian deskriptif bisa digunakan secara tersendiri dan juga bisa digunakan bersama-sama dengan metode-metode peneltian yang lainnya.[6]
      b. Bentuk Masalah Komparatif
                  Bentuk masalah yang sifatnya membandingkan dua variabel atau lebih. Dari masalah komparatif inikemudian timbullah tindakan penelitian komparatif. Adapun contoh dari masalah komparatif misalnya, apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang berasal dari TK dengan non-TK?[7]
c.    Bentuk Masalah Korelasional   
Masalah korelasional merupakan bentuk masalah yang sifatnya menghubungkan dua variable atau lebih, baik dengan korelasi sejajar maupun dengan korelasi sebab akibat. Contoh dari masalah korelasional misalnya, apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap dan motivasi belajar dengan prestasi belajar?[8]

6.      Tipe-tipe Penelitian
1.      Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
      Dalam penelitian deskriptif, peneliti menggunakan strategi komulatif (misalnya, teknik kuesioner dan observasi) untuk mengumpulkan data (misalnya, berupa skor) atau informasi tentang ciri-ciri orang, kelompok orang, progam atau sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan.
      Penelitian deskriptif, yaitu penelitian untuk mengetahui status atau kedudukan sesuatu, maka penelitian ini diidentifikasi sebagai penelitian deskriptif.
2.      Penelitian kualitatif
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif terletak pada fokus penelitian, yaitu kajian secara intensif tentang keadaan tertentu, yang berupa kasus, atau suatu fenomena. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif kadang kala disebut sebagai penelitian studi kasus. Melalui penelitian kualitatif, peneliti menggunakan strategi kualitatif (misalnya, misalnya studi etnografi atau studi kasus) untuk mengumpulkan data atau informasi secara mendalam tentang ciri-ciri khusu orang, kelompok orang, progam atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi. Wawancara atau interview, analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak cukup hanya mendeskripsikan data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau interpretasi dan pengkajian secara mendalam setiap kasus dan mengikuti perkembangan kasus tersebut.
3.      Penelitian eksperimen
Peneliti memberikan perlakuan kepada subjek, sekelompok subjek atau partisipan atau kondisi, alat dan bahan tertentu untuk menentukan apakah perlakuan tersebut memiliki dampak atau pengaruh pada variabel atau faktor hasil tertentu. Penelitian eksperimen murni biasanya banyak dilakukan di laboratorium. Namun demikian, tidak jarang penelitian ini dilakukan dalam bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, penelitian eksperimen murni dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dipilih melalui acak secara individual, atau random selection.
Penelitian ini menguji hubungan sebab akibat. Apakah suatu variabel (variabel bebas) menyebabkan hasil pada variabel (terikat). Peneliti memberikan perlakuan atau tindakan tertentu dalam waktu tertentu pada variabel bebas.
4.      Penelitian eksperimen semu
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi pada dasarnya sama dengan penelitian eksperimen sebagaimana dijelaskan di atas. Penelitian eksperimen murni dalam  bidang pendidikan, subjek, atau partisipan penelitian dipilih secara random di mana setiap sybjek memperoleh peluang sama untuk dijadikan subjek penelitian. Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak memiliki keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya, random kelompok biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok dan perlakuan kontrol.
5.      Penelitian korelasional
Penelitian korelasi juga merupakan penelitian atau kajian deskriptif dimana peneliti tidak hanya mendeskripsikan variabel-variabel , tetapi juga menguji sifat hubungan diantara variabel kuantitatif variabel tersebut. Peneliti menggunakan teknik-teknik analisis statistik seperti koefisiensi korelasi untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel tanpa memberikan generalisasi atau menarik kesimpulan umum berkenaan dengan hubungan kausalitas.
6.      Penelitian kelompok kriteria
Penelitian kelompok kriteria, yaitu penelitian yang dilakukan di mana peneliti menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada (yaitu, kelompok yang tidak diberikan perlakuan tertentu) untuk menentukan derajat atau tingkat di mana kelompok-kelompok tersebut berbeda berkenaan dengan karakteristik tertentu.
Rancangan kelompok kriteria adalah rancangan di mana kelompok-kelompok subjek dikumpulkan menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol atau kendali berdasarkan kondisi yang terjadi secara alamiah bukan atas dasar penentuan random  untuk melakukan perlakuan dan kontrol.
7.      Penelitian meta-analisis
Penelitian meta-analisis, yaitu penelitian di mana peneliti mengombinasikan dan menganalisis hasil-hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh generalisasi berkenaan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian meta-analisis ini merupakan cara yang paling baik untuk menarik kesimpulan daroi berbagai literatur atau pustaka tentang hasil-hasil penelitian apakah eksperimen, korelasional, deskriptif  sejenis menjadi satu analisis menyeluruh.[9]
           


























BAB III
KESIMPULAN
1.      Manfaat Studi Pendahuluan
·         Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
·         Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
·         Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
·         Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
·         Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil
.
2.      Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
·         Paper
·         Person
·         Place

3.      Ciri-ciri masalah yang baik
·         Keaslian ide
·         Didukung konsep yang kuat
·         Merupakan hal yang penting
·         Level atau tingkat kesulitan dan kedalaman masalah
·         Dapat dipecahkan
·         Menarik
·         Disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
·         Masalah etika
·         Relevan atau mempunyai keterkaitan
·         Berupa pertanyaan
·         Masalah harus ada nilai penilitian
·         Masalah harus fisibel
·         Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peniliti

4.      Bentuk-bentuk masalah penelitian
·         Bentuk Masalah Deskriptif
·         Bentuk Masalah Komparatif
·         Bentuk Masalah Korelasional   

5.      Tipe-tipe penelitian
·         Penelitian deskriptif
·         Penelitian kualitatif
·         Penelitian eksperimen
·         Penelitian eksperimen semu
·         Penelitian korelasional
·         Penelitian kelompok kriteria
·         Penelitian meta-analisis




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1998.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Wulansari, Andhita Dessy. Penilitian Pendidikan. Ponorogo: STAIN Po Press. 2012.





       [1] Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), 37-39.
       [2] Ibid, 37-39.
       [3] Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 145-148.
       [4] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), 112-116.
        [5] Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 184.
[6] Andhita Dessy Wulansari, Penilitian Pendidikan, (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 30.
[7] Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, 184.
[8] Ibid, 184-185.
       [9] Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 33-38.

No comments:

Post a Comment