Wednesday, October 5, 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG

PERTUMBUHAN EKONOMI
NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG



PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.di tinjau dari segi ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan yaitu 1.) Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan 2.) Dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya.
Isu mengenai pertumbuhan ekonomi yang selalu diperhatikan dalam analisis makro ekonomi adalah masalah kelesuan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu. Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting perlu di perhatikan, yaitu : a.) Faktor faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara, dan b.) Teori teori yang menerangkan penting menetukan pertumbuhan.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.





PEMBAHASAN

A.      Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang
 Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
         Negara yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa terutama kawasan Eropa  Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain. Sedangkan yang digolongkan negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Selatan (Latin). Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju atau negara berkembang sebagai berikut.
1.      Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.
2.      Jumlah Penduduk Miskin     
Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka kemiskinan. Suatu negara dikatakan makmur/sejahtera apabila rakyatnya yang hidup miskin berjumlah sedikit saja.
3.      Tingkat Pengangguran
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat penganggurannya rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat penganggurannya tinggi.
4.      Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju umumnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan penduduk mampu membeli makanan yang bergizi, mampu membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan yang memadai.[1]

ü Ciri-ciri negara maju adalah sebagai berikut:

1.      Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
2.      Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
3.      Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
4.      Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
5.      Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
6.      Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum
7.      Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi
8.      Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
9.      Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
10.  Tingkat Kesehatan Sudah Baik.
ü Ciri-ciri negara berkembang adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki Berbagai Masalah Kependudukan
2.      Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
3.      Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
4.      Ketergantungan terhadap Negara Maju 
5.      Keterbatasan Fasilitas Umum
6.      Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Tingkat Pendidikan Masih Rendah
7.      Tingkat Pendapatan Masih Rendah
8.      Tingkat Kesehatan [2]

B.       Petumbuhan Ekonomi Negara Maju dan Berkembang
Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan negara maju dan berkembang, selanjutnya kita menganalisis tentang pertumbuhan atau pembangunannya. Studi pertumbuhan ekonomi berusaha mempelajari bagaimana suatu negara atau bangsa mengembangkan potensi produktifnya dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang tidak berbeda dengan yang ada di negara-negara industri maju. Disitu harus diciptakan mesin kemajuan ekonomi yang bergerak di atas empat roda yang sama. Negara kaya atau miskin harus memilikinya. Keempat roda itu adalah empat sektor yang menjadi modal pembangunan, antara lain yaitu:
a.         Sumber daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi).
b.         Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, iklim).
c.         Pembentukan modal (mesin-mesin, pabrik, jalan raya).
d.        Tingkat teknologi (pengetahuan, rekayasa, manajemen, kewiraswastaan).
Dari keempat sektor tersebut masing-masing memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pembahasannya adalah sebagai berikut:
Ø  Sumber Daya Manusia
Sebagian besar ekonom berkeyakinan bahwa kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia, merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan pembangunan ekonomi. Hampir semua faktor produksi lainnya yakni barang-barang modal, bahan mentah serta teknologi bisa dibeli atau dipinjam dari negara-negara maju. Akan tetapi, penerapan produktivitas tinggi atas kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen, ketrampilan produksi dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik.[3] Selain itu, rendahnya produktivitas di kebanyakan negara berkembang juga bersumber dari lemahnya kekuatan dan kesehatan fisik para pekerja yang merupakan akibat dari rendahnya tingkat pendapatan. Dengan pendapatan yang serba pas-pasan, tentu saja sangat sulit bagi mereka untuk membeli dam mengkonsumsi makanan sehat dan padat gizi. Untuk itu pemberantasan penyakit serta perbaikan kesehatan dan gizi sangat diperhatikan untuk peningkatan produktivitas para tenaga kerja.[4]
Teknologi modern seringkali menyatu dengan barang-barang modal, seperti peralatan telekomunikasi, komputer dan lain-lain. Barang-barang modal ini mengharuskan adanya tenaga-tenaga ahli terdidik agar bisa dimanfaatkan dan dipelihara secara efektif. Peranan mutlak tenaga kerja ahli terdidik semakin kentara pada bidang pertambangan, pertahan dan manufaktur yang serba canggih. Tanpa adanya tenaga kerja ahli terdidik, semua barang modal itu tak banyak berarti, dan ini benar-benar dibuktikan oleh banyak negara berkembang.
Ø  Sumber Daya Alam
Beberapa negara miskin di Afrika dan Asia memiliki sumber daya alam yang sangat sedikit dan tanah subur serta sumber mineral yang sedikit itupun harus dibagi untuk penduduknya yang jumlahnya sangat besar. Agaknya sumber daya alam yang sangat berharga di negara-negar berkembang adalah tanah yang serba mudah ditanami. Banyak tenaga-tenaga kerja di negara berkembang terserap oleh sektor pertanian. Penggunaan tanah secara produktif dengan perawatan, pemupukan dan pengolahan yang memadai, sangat berperan dalam peningkatan output suatu negara miskin.
Selain itu, pola kepemilikan tanah turut menentukan besar kecilnya semangat petani dalam mengupayaka modal dan teknologi untuk memperbesar hasil lahan pertanian tersebut. Jika para petani memiliki tanah sendiri, meraka akan semangat mengupayakan peningkatan produktivitas dengan melakukan berbagai macam perbaikan, seperti sistem irigasi dan pemeliharaan.
Ø  Pembentukan Modal
Walaupun tangan setiap orang di seluruh dunia pada dasarnya hampir sama, di tangan pekerja negara maju tergenggam modal dalam jumlah lebih banyak, sehingga mereka jauh lebih protektif.
Untuk menghimpun modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Namun, masalahnya adalah negara-negara miskin itu sudah berada di ambang standar kehidupan subsistensi (hanya cukup untuk mempertahankan hidup sehari-hari). Pada tingkat pendapatan yang mereka peroleh, mengurangi lagi konsumsi pada saat ini untuk memenuhi konsumsi masa datang, kelihatannya merupakan suatu hal yang mustahil.
Di negara-negara maju, sekitar 10 sampai 20 persen pendapatan disisihkan untuk akumulasi modal. Sebaliknya negara agraris miskin seringkali hanya bisa menabung 5 persen dari pendapatan nasionalnya. Tabungan yang begitu kecil itu hanya cukup untuk penyediaan perumahan dan peralatan sederhana, bagi penduduk yang terus bertambah. Hanya sedikit sekali yang tersisa untuk pembangunan.
Masalah yang mendesak di sebagian besar negara berkembang, adalah terlalu kecilnya tabungan. Khususnya di daerah-daerah termiskin, komsumsi hari nini harus bersaing dengan investasi untuk sumber daya yang langka. Akibatnya adalah terlalu kecilnya investasi dan modal produktif yang sebenarnya dibutuhkan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.
Untuk membangun, suatu perekonomian harus memiliki social overhead capital yaitu proyek-proyek raksasa yang diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan. Semuanya ini memerlukan investasi besar yang cenderung bersifat invisible (tak dapat dibagi-bagi) atau lumpy (sekaligus), dan kadang-kadang mempunyai increasing reaturns scale.[5]
Ø  Tingkat Teknologi
Disamping faktor kependudukan, sumber daya alam, dan pembentukan modal yang sangat fundamental. Ada faktor keempat yang tidak kalah vitalnya yaitu teknologi. Di bidang ini negara-negara berkembang memiliki potensi yang menguntungkan. Mereka bisa menarik keuntungan dengan mengandalkan pada keterampilan teknik negara-negara yang lebih maju, seperti :
·      Meniru Teknologi.
Negara-negara miskin tidak perlu lagi mencari seorang jenius seperti Newton untuk menguraikan rahasia gaya tarik bumi, karena sudah tersedia di buku-buku fisika. Mereka tidak perlu lagi menapaki jejak Revolusi industri yang beringsut perlahan, mereka cukup meneliti katalog mesin-mesin traktor, komputer dan membelinya serta menemukan keajaiban-keajaiban yang tak terbayangkan di masa lalu. Sejarah pembangunan Jepang dan Amerika Serikat jelas melukiskan hal-hal itu. Jepang agak terlambat memasuki perlombaan industri. Di akhir abad XIX negar itu mengirimkan mahasiswanya ke luar negeri untuk mempelajari teknologi Barat. Di dukung oleh pemerintahnya yang sangat aktif dalam merangsang kecepatan pembangunan, membangun jalan kereta api, dan utilitas umum, serta dengan bertumpu pada adaptasi teknologi asing. Jepang telah berhasil mencapai kedudukan sebagai negara industri kedua terbesar di dunia.
·      Kewiraswastaan dan Inovasi
Dari sejarah Jepang, sepintas memperlihatkan bahwa adaptasi teknologi asing merupakan resep pembangunan yang mudah. Anda mungkin akan mengatakan:”Pergilah ke luar negeri, salin dan catat metode-metode yang efisien, laksanakan di negeri sendiri lalu santai menunggu hasilnya”.
Sebenarnya, perubahan atau kemajuan teknologi tidak sesederhana itu.  
Salah satu kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan. Suatu negara sulit menggapai kemajuan jika ia tidak memiliki sejumlah pengusaha dan manajer yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologibaru, menghadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju. Pihak pemerintah dapat membantu pertumbuhan kelompok ini dengan menyediakan pelayanan penuh kepada para petani (cikal bakal kelompok produktif), mendidik dan melatih angkatan kerja, mendirikan sekolah-sekolah manajemen, serta menyediakan dukungan penuh bagi pihak swastanya.[6]







KESIMPULAN

Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara diciptakan dengan mesin kemajuan ekonomi yang bergerak di atas empat roda yang sama. Negara kaya atau miskin harus memilikinya. Keempat roda itu adalah empat sektor yang menjadi modal pembangunan, antara lain yaitu:
a.       Sumber daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi).
b.      Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, iklim).
c.       Pembentukan modal (mesin-mesin, pabrik, jalan raya).
d.      Tingkat teknologi (pengetahuan, rekayasa, manajemen, kewiraswastaan).


















DAFTAR PUSTAKA

Samuelson, Paul A. Macro Economics, Terj. Haris Munandar, dkk. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Todaro, Michael P. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Terj. Haris Munandar Jakarta: Erlangga, 1998.

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_%28BAB_1%29_IPS






[2]http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_%28BAB_1%29_IPS

[3] Paul A Samuelson, Macro Economics, Terj. Haris Munandar, dkk (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama), 510-511.
[4] Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Terj. Haris Munandar (Jakarta: Erlangga, 1998), 58.
[5] Samuelson, Macro Economics, 511-512.
[6] Ibid., 513-514. 

1 comment: