A.
Pengertian
Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalahekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas.
B.
Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
Kata
mikro berasal dari bahasa Latin “micros” yang berarti kecil. Jadi ekonomi mikro
merupakan penjelasan dari variable ekonomi yang lebih kecil seperti konsumsi,
investasi dan tabungan. Ekonomi mikro sering di sebut sebagai teori harga
(Price Theory). Dalam teori ini terutama di bahas tentang aliran barang dan
jasa dari sector perusahaan ke sector rumah tangga, aliran factor produksi dari
rumah tangga ke perusahaan, komposisi dari aliran-aliran tersebut dan bagaimana
terciptanya harga. Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan, misalnya:
- . Penghitungan pendapatan nasional.
- Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor.
- Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
- Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
- Uang, Bank dan penciptaan uang.
- Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
- Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
- Teori inflasi.
- Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing dan neraca pembayaran.
- Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
- Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
C.
Kegiatan
Ekonomi
Kegiatan
ekonomi adalah kegiatan yang
dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka
memenuhi kebutukan hidup.Kegiatan ekonomi secara garis besarnya meliputi produksi, distribusi dan konsumsi.
1.
Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan)
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Produksi di bagi menjadi dua macam yaitu produksi barang
dan produksi jasa. Produksi Barang yaitu kegiatan menambah faedah dengan
mengubah sifat dan bentuknya. Hal ini terdiri dari barang konsumsi dan barang
modal. Barang konsumsi siap untuk dikonsumsi langsung, barang modal digunakan
untuk menghasilkan barang berikutnya.contoh : membuat kerajinan bathok kepala,
membuat makanan, dan kebutuhan lainya.
2.
Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang
atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang
atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.contoh
kegiatan distribusi : kegiatan
perdagangan di pasar
3.
Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau
mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi
kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Fungsi dari komsumsi adalah agar kelangsungan hidup tetap terjaga
D.
Prinsip-prinsip
ekonomi:
Menurut Gregory Mankiw (Ekonom dari Harvard
University) mengidentifikasi 10 prinsip ekonomi yaitu :
1.
Setiap
individu harus melakukan trade off,
2.
Biaya adalah pengorbanan untuk
mendapatkan sesuatu.
3.
Orang rasional berfikir secara
bertahap, dalam hal ini dalam melakukan kegiatan konsumsi atau produksi
seseorang harus berfikir secara rasional yang dilandaskan pada cara berfikirnya
4.
Pelaku ekonomi bereaksi terhadap
insentif.
5.
Kegiatan perdagangan harus
menguntungkan semua pihak,
6.
Pasar merupakan sarana yang baik
dalam kegiatan.perekonomian, masalah pokok perekonomian seperti what, how dan
for whom akan terjawab dipasar, yang disebabkan oleh adanya komunikasi tidak
langsung antar pelaku ekonomi. Pasar sekaligus tempat terjadinya penentuan
harga.
7.
Pemerintah sebagai penentu kebijakan
dan stabilisator, acapkali harga yang terbentuk di pasar tidak sesuai dengan
keinginan pelaku ekonomi,
8.
Kemampuan memproduksi barang
menentukan standart hidup suatu Negara
9.
Secara umum harga akan meningkat
jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak, banyaknya uang yang beredar di
masyarakat terlalu banyak maka akan menyebabkan menurunnya nilai uang yang
menyebabkan naiknya harga
10. Masyarakat
menghadapi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.
E.
Teori
perilaku Konsumen dan Produsen
1.
Teori
Perilaku Konsumen
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang
dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera
konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris
paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang
menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat
membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai
dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan perilaku konsumen
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang:
a.
Pendekatan
Kardinal
b.
Pendekatan
Ordinal
2.
Teori
Perilaku Produsen
produksi
dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah
kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai
guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang
harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita
mengenal 2 hal:
a.
Produksi
jangka pendek
Biaya produksi jangka pendek diturunkan dari
fungsi produksi jangka pendek. Perbedaan fungsi produksi jangka pendek dengan
jangka panjang terletak pada pemakaian input, dimana di dalam jangka pendek
terdapat input yang bersifat tetap (fixed inputs) sedangkan di dalam
jangka panjang tidak terdapat input yang bersifat tetap, semuanya adalah
variabel (variable inputs).
b.
Produksi jangka
panjang
F.
Macam-Macam
Biaya Produksi
Biaya produksi terbagi menjadi beberapa macam biaya, antaralain
sebagai berikut:
1.
Biaya Tetap Total (Total Fixed
Cost/FC)
Biaya Tetap
Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus
tersebut, adalah:
TC = FC + VC…………………..FC = TC – VC
Keterangan: TC = Biaya total
(Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
2.
Biaya Variabel Total (Total
Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel
Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung
pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Biaya variabel rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu: VC = TC – FC
3.
Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total
merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: TC = FC + VC
4.
Biaya Tetap Rata-Rata (Average
Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap
Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya
tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus :AFC =
FC/Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
5.
Biaya Variabel Rata-Rata (Average
Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel
rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya: AVC = VC/Q
Keterangan: VC = Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas
6.
Biaya Total Rata-Rata (Average
Cost/AC)
Average Cost
adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi
banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di
bawah ini:
AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC
7.
Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal
adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya
marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang
yang diproduksi.
8.
Biaya Pabrikasi
a.
Biaya Langsung : Biaya yang langsung
dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.
b.
Biaya Tidak Langsung : Biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi
9.
Biaya Non-pabrikasi
a.
Biaya Pemasaran yaitu biaya yang
diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan
b.
Biaya Administrasi yaitu biaya yang
dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan
Departemen.
c.
Common Cost (Biaya
bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua
departemen atau lebih.
d.
Joint Cost (Biaya
Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang menghasilkan dua
atau lebih produk jadi.
G.
Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang
tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada
waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:
1.
Harga
barang itu sendiri.
2.
Harga
sumber produksi.
3.
Tingkat
produksi.
4.
Ekspektasi/perkiraan
Hukum
penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga
turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah
barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum
penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan tingkat harga
H.
Pengertian Permintaan
Permintaan
adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan :
1. Harga barang
itu sendiri.
2. Harga barang
lain yang berkaitan.
3. Tingkat
pendapatan.
5. Ekspektasi/perkiraan.
Hukum
permintaan berbunyi: apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta
akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan
berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan
berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga
menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah
permintaan naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari
barang pengganti yang harganya lebih murah.
a.
Penentuan harga
konsumen
Dalam
ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas
yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
b.
Konsep Elastisitas
Elastisitas
adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan
perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa
yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting.
3
konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1)
Elastisitas harga
permintaan (Ed) dan Elastisitas harga penawaran (Ws).
2)
Elastisitas silang (Ec).
3)
Elastisitas
pendapatan (Ey) penjelasannya: Elastisitas harga
permintaan (Ed) digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang
yang diminta akibat adanya perubahan harga
barang itu sendiri.
Macam-macam Elastisitas Permintaan :
a)
E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika perubahan
permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya perubahan harga
diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh: barang mewah.
b)
E <> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga
kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. E
<> artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta
dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras.
c)
E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan
permintaan sebanding dengan perubahan harga. E = 1, artinya perubahan harga
diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang
elektronik.
d)
E = 0 : In Elastis
Sempurna
Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana
perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.
E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
e)
E = ~ : Elastis
Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan
permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya
akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak
diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Ø
Tingkat kemudahan
barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
Ø
Besarnya proporsi
pendapatan yang digunakan.
Ø
Jangka waktu analisa.
Ø
Jenis barang.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)
Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P)
Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas
penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang
diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk
mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity
Supply).Macam-macam Elastisitas Penawaran :
Seperti
dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu
a)
In Elastis Sempurna
(E = 0)
Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana
perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah penawaran.
b)
In Elastis (E <
e =" 1)"> 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga
diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
c)
Elastis Sempurna (E
= ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan
penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva
penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada umumnya.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2 – P1) / ½ (P2
+ P1))
Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½ (P1+P2))
d)
Elastisitas silang
(Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu
barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada
kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat
berupa barang subtitusi.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) / ((PY2 - PY1)
/ ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY / ½ (PY1 + PY2))
e)
Elastisitas
pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah barang yang
diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai
berikut:
Ey= ((Q2 – Q1) / ½ (Q1 + Q2)) / ((I2 - I1)/ ½ (I1+
I2))
Ey= (∆ Q / ½ (Q1 + Q2)) / (∆ I / ½ (I1 +I2)
I.
Biaya Produksi
Biaya ialah
semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu
produksi. Dengan kata lain biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.[1]
Biaya produksi dibedakan menjadi dua jenis biaya produksi, yaitu:
1.
Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa
pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan perusahaan.
2.
Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas
faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[2]
a.
Bahan baku atau bahan dasar termasuk
bahan setengah jadi.
b.
Bahan-bahan pembantu atau penolong.
c.
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja
kuli hingga direktur.
d.
Penyusutan peralatan produksi.
e.
Uang modal, sewa.
f.
Biaya penunjang seperti biaya
angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan
asuransi.
g.
Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
h.
Pajak
No comments:
Post a Comment