PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Sumber daya Insani (SDI) merupakan modal dasar
dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu maka kualitas sumber daya
manusia senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang
diharapkan. Pengelola sumber daya manusia yang tidak efektif dan efisien akan
menghambat tujuan perusahaan. Dimana SDM merupakan fungsi yang sangat penting
dalam mengelola suatu perusahan atau organisasi. Manajemen yang baik akan
membantu perusahan untuk mendapatkan karyawan yang baik kinerjanya dan sesuai
keinginan perusahaan.
Kini persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat, dimana lapangan kerja yang tersedia
semakin sedikit dan proses perekrutan dan seleksi karyawan yang dilakukan
oleh perusahaan semakin ketat sehingga kesempatan orang untuk memperoleh
pekerjaan semakin sulit . dan proses rekrutmen tersebut sangatlah kompleks,
memakan waktu yang lama. Biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka untuk
melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat.
Rekrutmen
merupakan serangkaian aktivitas untuk mencapai dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian sedangkan seleksi
merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar atau orang-orang yang memenuhi kriteria untuk
menempati posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang
dilakukan oleh perusahaan.
Penyusutan
pegawai biasanya terjadi karena adanya pegawai yang memasuki masa pensiun,
meninggal dunia atau keluar dari institusi karena melnggar tata tertib disiplin
pegawai yang telah ditetapkan. Mengingat sangatlah penting proses
rekrutmen dan seleksi bagi perusahaan, diharapkan dengan adanya proses rekrutmen
kedepan untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas diperusahaan
tersebut.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana
konsep rekrutmen dalam SDI?
2.
Apa tujuan dan
prinsip rekrutmen dalam SDI?
3.
Apa urgensi
seleksi dalam SDI?
BAB II
PEBAHASAN
A. Konsep Dasar Rekrutmen
Perekrutan (recruitment) diartikan
sebagai suatu upaya pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan mengisi formasi yang
lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan sampai
dengan pengangkatan dan penempatan. Recruitmentdimaksudkan
untuk meyediakan sekelompok calon yang cukup besar sehingga organisasi yang bersangkutan
akan dapat menyeleksi karyawan yang memenuhi syarat sesuai dengan yang
dibutuhkannya. Menurut Singodimedjo mengatakan rekrutmen merupakan suatu proses
mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu
organisasi.[1] Dengan demikian, maka perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon
yang berpotensi untuk diseleksi menjadi karyawan.
Rekrutmen,
seleksi dan penempatan adalah serangkaian aktivitas pengelolaan karyawan yang
dilaksanakan setelah perencanaan karyawan/pegawai. Ketiga aktivitas tersebut
memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan karyawan/pegawai. Oleh
karena itu, pelaksanaan ketiganya harus profesional dan berdasarkan pada
analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan dalam perencanaan karyawan/ pegawai,
baik mengenai kuantitas, maupun kualitas. Kuantitas mengacu kepada jumlah
tenaga yang dibutuhkan, sementara kualitas, mengacu kepada kualifikasi yang
harus dipenuhi bagi para pelamar kerja.
Baik
perekrutan, seleksi, maupun penempatan, ketiganya dapat dimasukkan ke dalam
kelompok penataan (staffing) Karyawan/pegawai.[2]
Perekrutan diartikan sebagai proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu
untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Sementara seleksi, dimaksudkan sebagai
proses untuk memutuskan pegawaiyang tepat dan sekumpulan calon pegawai yang
didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan yang bersumber dari internal
maupun eksternal organisasi/lembaga pendidikan. Adapun penempatan adalah proses
penugasan/pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan
baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini berupa penugasan pertama bagi
pegawai atau karyawan baru, sementara bagi karyawan lama bisa berupa promosi,
pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi) atau bahkan pemutusan
hubungan kerja.[3]
Sejalan dengan
itu, Veithzal (2005) mengemukakan bahwa pada hakikatnya perekrutan merupakan
proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu
perusahaan. Proses ini dilakukan
dengan mendorong atau merangsang calon yang mempunyai potensi untuk mengajukan
lamaran dan berakhir dengan didapatkannya sejumlah calon Karyawan/pegawai baru
untuk diseleksi.[4]
Proses
perekrutan merupakan hal penting, karena merupakan "pintu gerbang"
untuk memasuki kawasan perusahaan atau lingkungan kerja organisasi. Kalau
langkah awal ini sudah berjalan dengan baik, maka selanjutnya sumber daya
manusia akan lebih mudah dikembangkan. Kemungkinan adanya cacat yang timbul
dalam proses pengembangan sumber daya manusia akan dapat dieliminasi sejak
dini.
Proses
perekrutan dimulai setelah para recruiter
mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan Karyawan/pegawai melalui
perencanaan sumber daya insani dan permintaan manajer. Setelah dilakukan identifikasi,
maka dapat diketahui lowongan pekerjaan atau jabatan. Selanjutnya dapat
dirumuskan tentang perekrutan tenaga untuk mengisi kekosongan jabatan/pekerjaan
tersebut, yang meliputi metode perekrutan, persyaratan pelamar dan berapa
jumlah tenaga yang dibutuhkan. Perekrutan ini merupakan salah satu tugas
manajemen sumber daya manusia yang sangat penting, sebab kualitas tenaga kerja
/karyawan suatu organisasi/perusahaan akan sangat
bergantung pada kualitasproses perekrutannya.
Perekrutan
umum, yang paling cocok untuk karyawan operasional dapat dilakukan
apabila organisasi/perusahaan membutuhkan sekelompok pekerja dari jenis
tertentu misalnya, juru ketik atau tenaga pemasaran dll. Perekrutan umum mengikuti
prosedur Standard, relatif sederhana. Perekrutan khusus, yang terutama
digunakan untuk eksekutif tingkat-atas atau spesialis, terjadi kalau
organisasi membutuhkan seorang individu jenis khusus. Dalam perekrutan khusus,
para calon mendapat perhatian secara pribadi selama suatu kurun waktu yang
lama. Jadi pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi
maupun dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan sumber daya insani yang
berkualitas. Jadi bisa berupa recruitment from outside dan
recruitment from within.[5]
Recruitment
from within merupakan bagian dari upaya pemanfaatan SDI yang sudah ada, antara lain
melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekeija
dari luar tahapan seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan
bersifat terbuka (open competition) yang didasarkan kepada standar dan
mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru
maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan
unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kepribadian.
Tahapan
pemanfaatan sumber daya insani ini sangat memegang peranan penting, dan
merupakan tugas utama dari seorang pimpinan. Sualu hal yang penting di sini
adalah memanfaatkan sumber daya insani atau pekerja secara efisien, atau
pemanfaatan sumber daya insani secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan
sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan
batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa diperas
karena secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya.
Prinsip
pemanfaatan sumber daya insani yang terbaik adalah prinsip wtisfaction
yaitu tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi
pendorong untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi
organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDI dapat dilakukan dengan
berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang
paling canggih. Pemanfaatan sumber daya insani perlu dimulai dari tahap
pengadaan, dengan prinsip the right man on the right job.[6] SDI yang berkualitas sebagaimanah yang tercantum dalam ayat berikut:
t tA$s% ÓÍ_ù=yèô_$# 4n?tã ÈûÉî!#tyz ÇÚöF{$# ( ÎoTÎ) îáÏÿym ÒOÎ=tæ ÇÎÎÈ
Artinya: berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara
(Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan".(Q.S.yusuf: 55)
Yaitu, pelamar
yang pandai menjaga amanah, memiliki pengetahuan memadai, dan
sesuai dengan bidang pekerjaan yang di butuhkan.[7]
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
bahwa perekrutan merupakan proses untuk mendapatkan sejumlah karyawan/pegawai
yang memiliki kualifikasi untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam
suatu organisasi atau lembaga pendidikan. Jadi, sasaran akhir dan keberhasilan
suatu proses perekrutan diukur dengan didapatkannya calon karyawan/pegawai yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan jabatan atau
lowongan yang ada. Mengenai banyaknya pelamar yang dikumpulkan itu sangat
relatif, meskipun begitu menurut Veithzal akan lebih baik bila kita menarik
lebih banyak pelamar.[8]
Dengan demikian, tujuan akhir dari perekrutan adalah menerima pelamar sebanyak-
banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan lembaga pendidikan dari berbagai
sumber, sehingga memungkinkan dilakukan seleksi yang lebih ketat untuk
memperoleh tenaga kependidikan yang benar-benar memenuhi kualifikasi atau
berkualitas tinggi.[9]
Randall S. Schuler (1987), menjelaskan bahwa secara umum tujuan perekrutan
adalah untuk menyediakan sejumlah calon pelamar yang memiliki kualifikasi.
Adapun tujuan perekrutan secara spesifik adalah sebagai berikut:[10]
2.
Agar
konsisten dengan strategi perusahaan.
3.
Untuk
meningkatkan kumpulan calon karyawan yang memenuhi syarat seefisien mungkin.
4.
Untuk
menndukung inisiatif perusahaan dalam mengelola tenaga kerja yang beragam
5.
Untuk
membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama
bekerja.
6.
Untuk
mengkoordinasikan upaya rekrutmen dengan program seleksi dan pelatihan.
7.
Untuk
membantu meningkatkan keberhasilan proses seleksi dengan mengurangi calon
karyawan yang sudah jelas tidak memenuhi syarat atau yang terlalu tinggi
kualifikasinya.
8.
Untuk
mengevaluasi keefektifan berbagai teknik dan sumber rekrutmen bagi semua jenis
pelamar kerja.[11]
Adapun prinsip-pinsip yang perlu dipegang dalam melaksanakan perekrutan tenaga kerja/karyawan
sebagaimana dikemukakan Veithzal (2005) adalah:[12]
1.
Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu, sebelumnya perlu
dibuat: (1) analisis pekerjaan, (2) deskripsi pekerjaan, dan (3) spesifikasi
pekerjaan.[13]
2.
Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job
yangtersedia. Untuk mendapatkan hal
tersebut, perlu dilakukan: (1) peramalan kebutuhan karyawan, dan (2) analisis terhadap kebutuhan karyawan(workforce analyzis).
4.
Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
5.
Fleksibilitas.
6.
Pertimbangan-pertimbangan
C.
Urgensi seleksi dalam pengembangan SDI
Seleksi merupakan rangkaian
tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima. Proses ini sebagai kelanjutan dari proses perekrutan. Setelah
sejumlah pelamar yang memenuhi syarat terkumpul, maka dilakukanlah seleksi
untuk menentukan siapa di antara mereka yang diangkat/diterima sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. Seleksi memiliki kedudukan penting atau sentral
dalam keberhasilan departemen sumber daya insani dan suatu lembaga. Sebab,
suatu lembaga tidak mungkin akan maju dan berkembang tanpa memiliki sumber daya
insani yang berkualitas.
Seleksi dapat didefinisikan
sebagai proses untuk memutuskankaryawan yang tepat dari sekumpulan calon
karyawan yang didapat malalui proses perekrutan, baik perekrutan yang bersumber
dari internal maupun eksternal organisasi/lembaga pendidikan.[15]
Seleksi dilaksanakan agar
diperoleh seorang karyawan/pegawai yang benar-benar memiliki kualifikasi dan
kompetensi sesuai dengan tuntutan job. Sebab, setiap pekerjaan, pada umumnya
memerlukan pengemban amanah yang teruji, baik dari segi kemampuan menjalankan
pekerjaan, maupun tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya.
Atas dasar itu, maka memberikan
ujian seleksi kepada calon pegawai adalah persoalan asasi (pokok) dalam Islam.
Hal itu dapat disimpulkan dari sikap Nabi ketika akan mengangkat Mu'adz bin
Jabal sebagai pejabat kehakiman.[16]
Dengan adanya seleksi, maka akan
dihasilkan karyawan/pegawai yang berkualitas. Walaupun pegawai atau karyawan
yang dihasilkan hanya berjumlah sedikit tetapi berkualitas, itu lebih baik
dibandingkan jumlah yang banyak tapi tidak berkualitas. Ali Muhammad Taufiq,
seleksi diperlukan untuk membuktikan kesetiaan, sifat dan karakter seorang
tenaga atau pegawai, sehingga dapat disesuaikan dengan tugasdan tanggung jawab
yang akan diberikan kepadanya. Dengan karyawan/pegawai yang berkualitas, maka
akan dapat memberikan kontribusi positif bagi lembaga/perusahaan, yakni
tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi. Adapun dengan karyawan yang
banyak jumlahnya, namun tidak berkualitas, maka itu hanya akan meningkatkan
beban perusahaan atau organisasi.
Dalam QS. Al-Baqarah/2:249, Allah
mengisahkan tentang Thalut, seorang raja yang diberikan amanah kepadanya untuk
membunuh seorang raja yang dzalim saat itu, yaitu Jalut. Agar tercapai tujuan
tersebut, maka Thalut melakukan ujian seleksi terhadap para tentaranya yang
benar-benar mampu menjalankan misinya.[17]
$£Jn=sù @|Ásù ßNqä9$sÛ ÏqãZàfø9$$Î/ tA$s% cÎ) ©!$# Nà6Î=tFö6ãB 9ygoYÎ/ `yJsù z>ΰ çm÷YÏB }§øn=sù ÓÍh_ÏB `tBur öN©9 çmôJyèôÜt ¼çm¯RÎ*sù ûÓÍh_ÏB wÎ) Ç`tB t$utIøî$# Opsùöäî ¾ÍnÏuÎ/ 4 (#qç/Î|³sù çm÷YÏB wÎ) WxÎ=s% öNßg÷YÏiB 4 ÇËÍÒÈ
"Maka tatkala thalut keluar membawa tentaranya, ia
berkata:"sesungguhnyaAllah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka
siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku dan barang siapa
tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. (Al- Baqarah/2:249)
Seleksi tersebut didasarkan pada
kekuatan untuk menahan dahaga sekaligus untuk melihat ketaatan dan kesetiaan.
Firman Allah: "Mukai barang siapa di antara kamu meminum airnya,
bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa yang tiada meminumnya, kecuali
menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku". Ujian yang
dilakukan tersebut, sebenarnya masih dalam batas kemampuan. Artinya, mereka
tetap diberikan kesempatan untuk menghilangkan dahaga, meskipun hanya
sekadarnya, yakni seceduk air. Namun demikian, ternyata yang berhasil lulus
melewati ujian seleksi tersebut hanya sedikit saja, mereka adalah yang beriman
bersama Thalut.[18]
Sejalan dengan itu, sebagian
pakar manajemen modem mengemukakan bahwa manajemen yang benar adalah manajemen
yang didasarkan pada cara, sistem atau proses kerja, bukan berdasarkan pada
kuantitas pekerja (jumlah karyawan) yang lebih mengutamakan kaidah matematis. Jumlah pekerja yang banyak tapi tidak berkualitas, tidak akan dapat
mencapai tujuan organisasi, bahkan hanya akan menjadi beban organisasi. Allah
mengingatkan:[19]
ô ôs)s9 ãNà2u|ÇtR ª!$# Îû z`ÏÛ#uqtB ;ouÏW2 tPöqtur Aû÷üuZãm øÎ) öNà6÷Gt6yfôãr& öNà6è?uøYx. öNn=sù Ç`øóè? öNà6Ztã $\«øx© ôMs%$|Êur ãNà6øn=tæ ÙßöF{$# $yJÎ/ ôMt6ãmu §NèO NçGø©9ur úïÌÎ/ôB ÇËÎÈ
"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mu'minin)
di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di
waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak
itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah
terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai berai (QS. Al-Taubah/9:25)
Ayat tersebut mengingatkan bahwa
banyaknya jumlah (kuantitas) karyawan/pegawai yang dimiliki oleh suatu
perusahaan jangan sampai membuat seorang manajer dan juga kaiyawan lainnya
merasa congkak, sehingga melupakan kualitas, bahkan melupakan Allah. Kondisi
seperti itu, sebagaimana diingatkan dalam ayat di atas tidak akan memberikan
manfaat sedikitpun kepada organisasi atau perusahaan, bahkan bisa jadi hanya
akan menjadi beban atau permasalahan tersendiri bagi organisasi atau
perusahaan. Dalam hal ini, 1/2 x 2 = 3, artinya dengan setengah jumlah karyawan
dapat memberikan hasil yang berlipat ganda, bahkan ia bisa menghasilkan tiga
kali lipat produksi.
Proses seleksi adalah langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan
diterima atau ditolaknya sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda-beda dengan
perusahaan yang lainnya. Proses tersebut pada umumnya meliputi evaluasi
persyaratan, testing, wawancara, ujian fisik.[20] Urutan
seleksi SDI adalah sebagai berikut:
No
|
Prosedur
|
Tujuan
|
Tindakan
dan kecenderungan
|
01
|
Lamaran kerja lengkap
|
Menunjukkan jabatan yang diinginkan
pelamar; memberikan informasi untuk wawancara
|
Meminta hanya informasi yang perlu
untuk menduga keberhasilan dalam pekerjaan.
|
02
|
Wawancara penyaringan Membuat
penilaian awal
|
Membuat penilaian secara cepat terhadap kelayakan
pelamar
|
Mengemukakan pertanyaan tentang
pengalaman, gaji yang dihrtrapkan, kesediaan untuk dipindahkan, dan
sebagainya.
|
03
|
Testing
|
Mengukur ketrampilan kerja calon dan
kemmpuan untuk belajar
|
Bisa mencakup perangkat lunak testing
komputer, analisis tulisan tangan, test lie detector (poligrafi) dan analisis
urin
|
04
|
Penyelidikan latar belakang
|
Menelusuri kebenaran resume pelamar
atau formulir lamaran
|
Menghubungi bekas penyelia pelamar
(dengan izin) dan mengkonfirmasikan informasi pelamar.
|
05
|
Wawancara untuk seleksi mendalam
|
Mengetahui lebih banyak lagi tentang
pelamar sebagai individu
|
Dilakukan oleh manajer kepada siapa
pelamar harus melapor
|
06
|
Pemeriksaan fisik
|
Memastikan
pelaksanaan yang efektif oleh pelamar; melindungi karyawan lain dari penyakit
menular; menyusun catatan kesehatan pelamar, melindungi perusahaan terhadap
tuntutan kompensasi karyawan yang berlebihan.
|
Sering
dilakukan oleh dokter
perusahaan
|
07
|
Penawaran pekerjaan
|
Mengisi lowongan pekerjaan atau
jabatan
|
Menawarkan gaji beserta tunjangan
|
BAB III
KESIMPULAN
1.
Perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk
diseleksi menjadi karyawan.Proses perekrutan dimulai setelah para recruiter mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan Karyawan/pegawai melalui
perencanaan sumber daya insani dan permintaan manajer. Setelah dilakukan identifikasi,
maka dapat diketahui lowongan pekerjaan atau jabatan. Selanjutnya dapat
dirumuskan tentang perekrutan tenaga untuk mengisi kekosongan jabatan/pekerjaan
tersebut, yang meliputi metode perekrutan, persyaratan pelamar dan berapa
jumlah tenaga yang dibutuhkan.
2.
Randall S. Schuler (1987),
menjelaskan bahwa secara umum tujuan perekrutan adalah untuk menyediakan
sejumlah calon pelamar yang memiliki kualifikasi.Adapun prinsip-pinsip yang perlu dipegang dalam melaksanakan perekrutan tenaga kerja/karyawan
sebagaimana dikemukakan Veithzal (2005) adalah, Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai, Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yangtersedia, Biaya yang
diperlukan diminimalkan, Perencanaan dan
keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan, Fleksibilitas, Pertimbangan-pertimbangan
3.
Seleksi dilaksanakan agar diperoleh seorang karyawan/pegawai yang
benar-benar memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan tuntutan job.
Sebab, setiap pekerjaan, pada umumnya memerlukan pengemban amanahyang teruji,
baik dari segi kemampuan menjalankan pekerjaan, maupun tanggung jawab terhadap
tugas yang dibebankan kepadanya.
4.
Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para pelamar sampai akhirnya memperoleh
keputusan diterima atau ditolaknya sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda-
beda dengan perusahaan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno.
Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: Kencana, 2011.
Salam.
Abdus, Manajemen Insani dalam Bisnis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Meldona,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Malang, UIN-Malang PRESS, 2009.
Rivai. Veitzal, Islamic Human Capital. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. 2005
http://wandibudiman.blogspot.co.id/2011/10/makalah-rekrutmen-dan-seleksi.html diakses pada
senin 24 Oktober 2016, 10:10 WIB
http://rekrutmendanseleksi.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-rekrutmen-dan-prinsip.html Diakses pada 22
Oktober 2016 11:10 WIB.
http://simplenews05.blogspot.co.id/2014/07/tujuan-dan-prinsip-rekrutmen.html Diakses pada
Senin 24 Oktober 2016, 09:10 WIB
http://wandibudiman.blogspot.co.id/2011/10/makalah-rekrutmen-dan-seleksi.html diakses pada
Senin 24 Oktober 2016, 10:30 WIB.
[1]
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011), 45.
[2] Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 99.
[3] Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 100.
[5] Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 101.
[6] Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 102.
[7]http://wandibudiman.blogspot.co.id/2011/10/makalah-rekrutmen-dan-seleksi.html diakses pada senin 24 Oktober
2016, 10:10 WIB.
[8]Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 106.
[9]Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis, 107.
[10]
Ibid.
[11]Meldona,Management Sumber Daya Manusia, malang UIN malang PRES 2009), 133.
[12]Abdus Salam, Manajemen Insani
dalam Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 107.
[13]
http://simplenews05.blogspot.co.id/2014/07/tujuan-dan-prinsip-rekrutmen.html Diakses pada Senin 24 Oktober
2016, 09:10 WIB.
[14]http://rekrutmendanseleksi.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-rekrutmen-dan-prinsip.html
Diakses pada 22 Oktober 2016 11:10 WIB.
[17]
Ibid.
[19]
Ibid., 121.
[20]
http://wandibudiman.blogspot.co.id/2011/10/makalah-rekrutmen-dan-seleksi.html
diakses pada Senin 24 Oktober 2016, 10:30 WIB.
No comments:
Post a Comment