BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guan mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan –pertanyaan
tertentu.
Langkah-langkah dalam penilitian diantaranya
melakukan studi pendahhuluan dan membuat rumusan masalah. Sebelum melakukan
penelitian yang sesungguhnya, seorang peneliti hendaknya mengadakan studi
pendahuluan, yaitu studi yang dilakukan untuk memperjelas masalah yang akan
diteliti. Untuk itu dibawah ini akan dibahas mengenai studi pendahuluan beserta
dengan rumusan masalahnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa studi pendahuluan itu?
2.
Apa saja manfaat studi pendahuluan?
3.
Bagaimana cara mengadakan studi pendahuluan?
4.
Bagaimana ciri-ciri rumusan yang baik untuk
penelitian?
5.
Apa saja bentuk-bentuk masalah dalam
penelitian?
6.
Apa saja tipe-tipe penelitian itu?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Studi Pendahuluan
Dr. Winarno menyebutkan tentang studi pendahuluan ini dengan eksploratoris
sebagai dua langkah, dan perbedaan antara langkah pertama dengan langkah kedua
ini adalah penemuan dan pendalaman. Memilih masalah adalah menemukan masalah,
sedang studi pendahuluan bermaksud mendalami masalah itu, sehingga harus
dilaksanakan secara lebih sistematis dan intensif.[1]
2. Manfaat Studi Pendahuluan
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
3. Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
1. Paper: dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa
teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
Studi ini juga bisa disebut studi kepustakaan atau liberature
study.
2. Person: bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia
sumber.
3. Place: tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian.[2]
4. Ciri-Ciri Masalah Yang Baik Untuk Melakukan Penelitian:
·
Keaslian ide
Ide dan rumusan masalah yang diajukan peneliti
haruslah merupakan ide dan masalah yang asli dari peneliti dan bukan merupakan
plagiat atau tiruan.
·
Didukung konsep yang kuat
Suatu rumusan masalah bisa jadi memang suatu
pertanyaan yang memerlukan sebuah jawaban, namun bila tidak didukung konsep dan
teori yang kuat, hal tersebut dapat melemahkan rumusan masalah yang telah
disusun.
·
Merupakan hal yang penting
Ide dan rumusan masalah yang disusun seseorang
haruslah merupakan hal yang penting dan memang layak untuk dikembangkan menjadi
suatu penelitian.
·
Level atau tingkat kesulitan dan kedalaman
masalah
Seorang peneliti sebaiknya mempunyai
pengetahuan tentang proses penelitian untuk dapat menterjemahkan rumusan
masalah menjadi suatu kerja penelitian. Sebaiknya seseorang harus mempertajam
suatu topik atau tema menjadi suatu yang dapat dilakukan, spesifik dan jelas.
·
Dapat dipecahkan
Hal yang tak kalah penting dalam merumuskan
suatu masalah penelitian adalah meyakinkan diri bahwa masalah tersebut harus
dapat diuji dan dapat dipecahkan.
·
Menarik
Kriteria menarik menjadi pertimbangna yang
paling penting dalam menentukan rumusan masalah.
·
Disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
Sangat penting untuk memastikan bahwa
seseorang berada pada tingkat keahlian dan kemampuan yang sesuai dengan
pekerjaan yang diusulkan.
·
Relevan atau mempunyai keterkaitan
Perlu dipertimbangkan juga bahwa rumusan
masalah yang diajukan haruslah sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni seorang
peneliti.
·
Masalah etika
Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa
suatu rumusan masalah tidak sampai menyinggung masalah etika. Sebaiknya rumusan
masalah tersebut tidak terlalu menyinggung masalah yang sensitif bagi seseorang
atau kelompok atau masyarakat tertentu.
·
Berupa pertanyaan
Kriteria ini memang bukan sesuatu yang harus
terpenuhi. Namun demikian suatu rumusan masalah yang dibuat dalam bentuk
pertanyaan akan lebih memudahkan seorang peneliti untuk melakuakan prosedur
pencarian jawaban.[3]
·
Masalah harus ada nilai penilitian
Masalah untuk suatu penelitian tidaklah
dipilih seadanya saja. Masalah harus mepunyai isi yang mempunyai nilai
penilitian, yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu
keperluan. Dalam memilih masalah maka masalah akan mempunyai nilai penelitian
jika hal-hal berikut diperthatikan.
·
Masalah harus fisibel
Masalah yang dipilh harus memiliki
fisibilitas, yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan
·
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
peniliti
Masalah yang dipilh selain mempuyai nilai
ilmiah serta fisibel juga harus sesuai dengan kualifikasi sipeneliti sendiri.
Dalam hal ini, masalah yang dipilh sekurang-kurangnya: menarik bagi sipeneliti,
cocok dengan kualifikasi ilmiah sipeniliti[4]
5. Bentuk-bentuk Masalah dalam Penelitian
a. Bentuk Masalah Deskriptif
Bentuk masalah deskriptif
merupakan bentuk masalah yang berkaitan dengan suatu keadaan, fenomena,
peristiwa yang terjadi pada saat ini. Maka dari itu kemudian timbullah tindakan
penelitian deskriptif, yang didalamnya termasuk penelitian survei dan sejarah.
Contoh dari masalah deskriptif misalnya, bagaimana minat belajar peserta didik
terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP pada suatu
daerah? berapa rata-rata nilai matematika dari peserta didik kelas 10 di SMA
pada suatu daerah? dan lain sebagainya.[5]
Untuk penggunaan
penelitian deskriptif bisa digunakan secara tersendiri dan juga bisa digunakan
bersama-sama dengan metode-metode peneltian yang lainnya.[6]
b. Bentuk Masalah Komparatif
Bentuk masalah yang
sifatnya membandingkan dua variabel atau lebih. Dari masalah komparatif
inikemudian timbullah tindakan penelitian komparatif. Adapun contoh dari
masalah komparatif misalnya, apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara
peserta didik yang berasal dari TK dengan non-TK?[7]
c. Bentuk Masalah Korelasional
Masalah korelasional merupakan bentuk masalah yang sifatnya menghubungkan
dua variable atau lebih, baik dengan korelasi sejajar maupun dengan korelasi
sebab akibat. Contoh dari masalah korelasional misalnya, apakah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara sikap dan motivasi belajar dengan
prestasi belajar?[8]
6. Tipe-tipe Penelitian
1. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa,
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel
yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti
menggunakan strategi komulatif (misalnya, teknik kuesioner dan observasi) untuk
mengumpulkan data (misalnya, berupa skor) atau informasi tentang ciri-ciri
orang, kelompok orang, progam atau sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan.
Penelitian
deskriptif, yaitu penelitian untuk mengetahui status atau kedudukan sesuatu,
maka penelitian ini diidentifikasi sebagai penelitian deskriptif.
2. Penelitian kualitatif
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif
terletak pada fokus penelitian, yaitu kajian secara intensif tentang keadaan
tertentu, yang berupa kasus, atau suatu fenomena. Oleh sebab itu, penelitian
kualitatif kadang kala disebut sebagai penelitian studi kasus. Melalui
penelitian kualitatif, peneliti menggunakan strategi kualitatif (misalnya,
misalnya studi etnografi atau studi kasus) untuk mengumpulkan data atau
informasi secara mendalam tentang ciri-ciri khusu orang, kelompok orang, progam
atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana
peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi.
Wawancara atau interview, analisis isi, dan metode pengumpulan data
lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak
cukup hanya mendeskripsikan data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau
interpretasi dan pengkajian secara mendalam setiap kasus dan mengikuti
perkembangan kasus tersebut.
3. Penelitian eksperimen
Peneliti memberikan perlakuan kepada subjek,
sekelompok subjek atau partisipan atau kondisi, alat dan bahan tertentu untuk
menentukan apakah perlakuan tersebut memiliki dampak atau pengaruh pada
variabel atau faktor hasil tertentu. Penelitian eksperimen murni biasanya banyak
dilakukan di laboratorium. Namun demikian, tidak jarang penelitian ini
dilakukan dalam bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, penelitian
eksperimen murni dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dipilih melalui acak
secara individual, atau random selection.
Penelitian ini menguji hubungan sebab akibat.
Apakah suatu variabel (variabel bebas) menyebabkan hasil pada variabel
(terikat). Peneliti memberikan perlakuan atau tindakan tertentu dalam waktu
tertentu pada variabel bebas.
4. Penelitian eksperimen semu
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen
kuasi pada dasarnya sama dengan penelitian eksperimen sebagaimana dijelaskan di
atas. Penelitian eksperimen murni dalam
bidang pendidikan, subjek, atau partisipan penelitian dipilih secara random
di mana setiap sybjek memperoleh peluang sama untuk dijadikan subjek
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak memiliki
keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya, random kelompok biasanya
dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok dan perlakuan kontrol.
5. Penelitian korelasional
Penelitian korelasi juga merupakan penelitian
atau kajian deskriptif dimana peneliti tidak hanya mendeskripsikan
variabel-variabel , tetapi juga menguji sifat hubungan diantara variabel
kuantitatif variabel tersebut. Peneliti menggunakan teknik-teknik analisis
statistik seperti koefisiensi korelasi untuk menguji hubungan dua atau lebih
variabel tanpa memberikan generalisasi atau menarik kesimpulan umum berkenaan
dengan hubungan kausalitas.
6. Penelitian kelompok kriteria
Penelitian kelompok kriteria, yaitu penelitian yang dilakukan di mana
peneliti menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada (yaitu,
kelompok yang tidak diberikan perlakuan tertentu) untuk menentukan derajat atau
tingkat di mana kelompok-kelompok tersebut berbeda berkenaan dengan
karakteristik tertentu.
Rancangan kelompok kriteria adalah rancangan di mana kelompok-kelompok
subjek dikumpulkan menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol atau kendali
berdasarkan kondisi yang terjadi secara alamiah bukan atas dasar penentuan random
untuk melakukan perlakuan dan
kontrol.
7. Penelitian meta-analisis
Penelitian meta-analisis, yaitu penelitian di mana peneliti mengombinasikan
dan menganalisis hasil-hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh
generalisasi berkenaan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian
meta-analisis ini merupakan cara yang paling baik untuk menarik kesimpulan
daroi berbagai literatur atau pustaka tentang hasil-hasil penelitian apakah
eksperimen, korelasional, deskriptif
sejenis menjadi satu analisis menyeluruh.[9]
BAB III
KESIMPULAN
1. Manfaat Studi Pendahuluan
·
Mengetahui dengan pasti apa yang akan
diteliti.
·
Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat
diperoleh.
·
Tahu bagaimana cara memperoleh data atau
informasi.
·
Dapat menentukan cara yang tepat untuk
menganalisis data.
·
Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan
serta memanfaatkan hasil
.
2. Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
·
Paper
·
Person
·
Place
3. Ciri-ciri masalah yang baik
·
Keaslian ide
·
Didukung konsep yang kuat
·
Merupakan hal yang penting
·
Level atau tingkat kesulitan dan kedalaman
masalah
·
Dapat dipecahkan
·
Menarik
·
Disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
·
Masalah etika
·
Relevan atau mempunyai keterkaitan
·
Berupa pertanyaan
·
Masalah harus ada nilai penilitian
·
Masalah harus fisibel
·
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
peniliti
4. Bentuk-bentuk masalah penelitian
·
Bentuk Masalah Deskriptif
·
Bentuk Masalah Komparatif
·
Bentuk Masalah Korelasional
5. Tipe-tipe penelitian
·
Penelitian deskriptif
·
Penelitian kualitatif
·
Penelitian eksperimen
·
Penelitian eksperimen semu
·
Penelitian korelasional
·
Penelitian kelompok kriteria
·
Penelitian meta-analisis
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.
Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 1998.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2013.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.
Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Wulansari, Andhita Dessy. Penilitian Pendidikan.
Ponorogo: STAIN Po Press. 2012.
No comments:
Post a Comment