PEMBAHASAN
A.
KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan
Seorang
pemimpin, baik memimpin formal maupun pemimpin informal menjalankan atau
melaksanakan “Kepemimpinanan” yang dengan sendirinya berbeda:
a.
Derajatnya
b.
Bobotnya
c.
Daerah jangkauannya
d.
Sasaran-sasarannya.[1]
Kepemimipinan
dapat diartikan kemampuan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di
daerah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu (James
M.Black). Untuk dapat mengusahakan orang lain bekerja sama dengan dirinya maka
pemimpin dapat menggunakan kewibawaannya tertentu atau kewenangan formal
tertentu. Kekuasaan merupakan suatu bagian dari sendi kehidupan organisasi.
Manager dan non- maneger menggunakan kekuasaan dalam aktivitas sehari-hari.
Dapat dikatakan bahwa kewenangan adalah suatu kekuasaan atau hak pimpinan untuk
bertindak dan memerintah orang lain atau bawahan.
Basis- basis
kekuasaan
Kekuasaan dapat berasal dari
berbagai sumber. Kekuasaan dapat berasal dari basis antarpribadi, sruktural dan
situasional.
1.
Kekuasaan Antarpribadi ( John R.P.French dan Bertram Raven ).
a.
Kekuasaan Legitimasi
Merupakan
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya atau
jabatannya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas
pihak yang kedudukannya lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai
kedudukan sederajat dalam organisasi,
misalnya sesama manager, memiliki kedudukan legitimasi yang sederajat.
b.
Kekuasaan Imbalan
Kekuasaan ini
berdasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang
lain. Kekuasaan ini digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika
seseorang memandang bahwa sebuah imbalan baik berupa ekstrinsik maupun
intrinsik yang ditawarkan seseorang yang mungkin diterimanya, mungkin sekali
mereka akan tanggap pada perintah.
c.
Kekuasaan Paksaan
Model kekuasaan
ini erat kaitannya dengan konsep menghukum. Hukuman ialah segala konsekuensi
tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya.
Pemberian hukuman diberikan agar perilaku yang bersangkutan dapat berubah
menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk organisasinya. Pemberian hukuman dapat
berupa pembatalan promosi jabatan, pembatalan bonus, skors, PHK, potong gaji,
teguran dimuka umum dan sebagainya.
d.
Kekuasaan Ahli
Seseorang yang
memiliki kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai lebih
tinggi dari orang lain. Sesorang yang memeliki keahlian teknis administratif.
Semakin sulit yang mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar
pula kekuasaan yang dimilikinya. Kekuasaan ini merupakan karakteristik pribadi
melebihi kekuasaan yang telah dibahas sebelumnya. Seorang montir mugkin sekali
memiliki kekuasaan ahli karena dia mengetahui seluk beluk mesin daripada orang
lain.
e.
Kekuasaan Panutan
Kekuasaan jenis
ini lebih dikaitkan dengan kharisma yang dimiliki orang tersebut dibandingkan
dengan posisi atau jabatan yang dimilikinya.
2.
Kekuasaan Struktural dan
Situasional
Seorang
Manager, dalam menjalankan segala tugasnya dalam organisasi
pengambilan-pengambilan keputusan dialokasikan keberbagai posisi dengan
membentuk pola komunikasi dan arus informasi. Bentuk kekuasaan ini timbul
karena sumber daya, pengambilan keputusan, dan informasi.
a.
Sumber daya
Kekuasaan
seseorang berasal dari dua sumber. Pertama, sumber daya dan dukungan. Kedua,
kemampuan memperoleh kerja sama untuk melakukan pekerjaan yang penting.
b.
Kekuasaan pengambilan keputusan
Jabatan
seseorang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan atau menentukan kadar
kekuasaan. Seseorang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses
pengambilan keputusan, alternatif yang harus dipilih, dan waktu pengambilan
keputusannya.
c.
Kekuasaan Informasi
Memiliki akses
serta jangkauan informasi merupakan hal yang terpenting dalam kekuasaan jenis
ini. Kekuasaan seseorang tidak hanya diberikan oleh posisi yang bersangkutan,
tetapi juga oleh penguasaan seseorang atas informasi yang relevan.
3.
Kriteria Seorang Pemimpin
Beberapa sifat dari pemimpin yang berguna dan dapat
dipertimbangkan sebagaimana berikut:
a.
Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Seorang
pemimpin yang menerima kewajiban untuk mencapai suatu tijuan berarti bersedia
bertanggung jawab pada pimpinannya atas segala yang dilakukan bawahannya.
Pemimpin harus mampu mengatasi bawahannya, tekanan kelompok informal, bahkan
serikat buruh.
b.
Kemampuan untuk “ Perceptive ”
Kemampuan ini
menunjukkan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu
lingkungan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memahami bawahan
sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta ambisi yang ada. Inilah yang disebut kemampuan Perceptive.
c.
Kemampuan bersikap Objektif.
Objektifitas
merupakan kemampuan untul melihat peristiwa atau merupakan perluasan dari
kemampuan persepsi. Persepsivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kejadian
dan kenyataan yang lain, sehingga dapat membantu manager untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang
mungkin mengaburkan realitas yang ada.
d.
Kemampuan untuk Menentukan Prioritas
Seorang Manager
yang handal harus memiliki kemampuan untuk menentukan hal-hal yang sangat
penting dan tidak penting. Kemampuan ini sangat diperlukan karena pada
kenyataanya masalah yang harus dipecahkan bukannya datang satu persatu,
melainkan datang secara bersamaan dan saling berkaitan.
e.
Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan untuk
memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin.
Oleh karena itu, pemberian perintah dan penyampaian informasi kepada orang lain harus dimiliki.[2]
B.
MOTIVASI MANUSIA
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi
adalah Proses yang mempengaruhi dari luar terhadap seseorang atau kelompok
kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yanmg telah ditetapkan. Motivasi
atau dorongan dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan
kehidupan.
2.
Teori Motivasi
Setiap
individu memiliki kebutuhan- kebutuhan yang tersusun dari tingkatan yang paling
mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi ( A.H Maslow ). Setiap kali
kebutuhan pada tingkatan yang paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul
kebutuhan yang lain yang lebih tinggi. Dalam suatu organisasi atau perusahaan,
kebutuhan-kebutuhan tersebut diterjemahkan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan Fisiologis Dasar
Fasilitas-
fasilitas dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup pekerja seperti makanan,
pakaian, dan perumahan.
b.
Kebutuhan akan rasa aman
Lingkungan kerja
yang bebas dari segala bentuk ancama, keamanan jabatan atau posisi, status
kerja yang jelas, dan keamanan alat yang dipergunakan.
c.
Kebutuhan untuk di cintai dan di sayangi
Seperti
interaksi dengan rekan kerja, kebebasan melakukan aktivitas sosial dan
kesempatan yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
d.
Kebutuhan untuk di hargai
Seperti
pemberian penghargaan ( reward ) dan mengakui hasil karya individu.
e.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Seperti
Kesempatan dan kebebasan untuk merealisasikan cita-cita atau harapan
masing-masing individu, kebebasan untuk mengembangkan bakat atau talenta yang
dimiliki.
Mengingat setiap individu dalam perusahaan
berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka akan sangat
penting bagi perusahaan untuk melihat kebutuhan dan harapan karyawannya, bakat
dan keterampilan yang dimilikinya, dan rencana karyawan tersebut pada masa
mendatang. Jika perusahaan mengetahui hal-hal tersebut, akan lebih mudah untuk
menempatkan karyawan pada posisi yang tepat sehingga ia akan semakin
termotivasi. Tentu saja dibarengi dengan penyusunan kebijakan perusahaan dan
prosedur kerja yang efektif.
MODEL MOTIVASI
Para Manajer umumnya mempunyai berbagai
pandangan tentang motivasi dengan pendekatan model-model motivasi tertentu. Menurut
mereka terdapat tiga model motivasi:
1.
Model Tradisional
Dalam
hal ini aspek yang sangat penting dari pekerjaan para manajer adalah membuat
para karyawan dapat menjalankan mereka yang membosankan dan berulang-ulang
dengan cara yang lebih efisien. Secara tradisional, para manajer mendorong atau
memotivasi tenaga kerja dengan cara memberikan imbalan berupa gaji/ upah yang
makin meningkat. Pandangan ini menganggap bahwa pada dasarnya para karyawan
malas dan dapat didorong kembali hanya dengan imbalan keuangan. Meskipun
demikian, para manajer semakin lama semakin mengurangi jumlah imbalan tersebut.
2.
Model hubungan manisiawi ( Human Relation Model ).
Model
ini lebih menekankan dan menganggap penting adanya faktor kontak sosial yang
dialami para karyawan dalam bekerja daripada faktor imbalan seperti model
diatas. Dalam hal ini manajer membangun motivasi karyawan dengan cara memenuhi
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa penting dan berguna.
3.
Model Sumber Daya Manusia( Human Resources Model )
Motivasi
karyawan tidak hanya pada upah atau kepuasan kerja tetapi berbagai faktor.
Motivasi yang penting bagi karyawan menurut model ini adalah pengembangan
tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara setiap
anggota atau karyawan menyumbangkan sesuatu kepada organisasi sesuai dengan
kepentingan dan kemampuan masing- masing.
KEBUTUHAN
KARYAWAN
Dengan
memperhatikan ketiga faktor tersebut, pimpinan akan lebih mudah dan tepat dalam
mengambil motivasi.
Setiap
karyawan memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan diri ingin diterima
kehadirannya, ingin dipercaya dan didengar kata-katanya, dihargai manajemen,
dan bangga terhadap pekerjaannya. Pihak management juga harus berupaya
membentuk budaya kerja dan lingkungan kerja yang kondusif. Hal ini hanya dapat
dicapai melalui:
a.
praktik kepemimpinan dan manajemen perusahaan yang baik,
b.
pendekatan kemanusiaan,
c.
kehadiran bagi semua pihak,
d.
jenjang karir yang jelas,
e.
program pelatihan dan pengembangan yang terpadu,
f.
dukungan peralatan yang memadahi,
g.
penilaian kinerja yang objektif,
h.
program “reward” yang tepat,
i.
gaji dan tunjangan yang memadai,
j.
serta kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sadili
Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Winardi, Kepemimpinan
Dalam Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
No comments:
Post a Comment