PENELITIAN SEBAGAI AKTIFITAS ILMIAH
Pendahuluan
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara
yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan
pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian berasal dari
bahasa inggris research ( re berarti kembali dan search berarti mencari).
Dengan demikian penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu
sistematika. Dengan demikian metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan
yang dilewati untuk mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti
kebenarannya harus dapat dipercayai.
Penelitian sebagai
aktifitas ilmiah dalam pelaksanaannya berpedoman as pada tata cara/ metode
ilmiah. Teoristis banyak diungkapkan tahapan-tahapannya sebagai langkah
sistematis dan terarah. Tahapan yang dimaksud sebagai penuntun bagi petugas
penelitian operasional maupun sebagai perencanaan dalam persiapan penelitian.
Penting bagi
petugas penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian, jenis-jenis pengetahuan
dan tahapan-tahapan yang harus dilakuakan sebagai seorang peneliti, hal
tersebut diatas sangatlah penting dipelajari sebagai seorang peneliti untuk
memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang
muncul sehubungan dengan suatu masalah.
Pembahasan
a.
Penelitian sebagai
aktifitas ilmiah
Penelitian ilmiah atau istilah asingnya resenrch berarti
“penc arian ulang”. Secara definitif, ia merupakan suatu kegiatan yang
sistematik dan obyektif untuk mengkaji sesuatu masalah. Usaha demikian juga
bertujuan untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang
mendasar dan umum berkenaan dengan landasan serta inti masalah tertentu.
Penelitian biasa dilakukan atas pedoman berbagai informasi, yakni informasi
yang terwujud dalam teori-teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu. Di
samping itu penelitian juga dilakukan dengan tujuan untuk menambah atau
menyempurnakan teori serta pengetahuan yang telah ada berkenaan dengan masalah
yang menjadi sasaran kajian.[1]
Penelitian sebagai aktifitas ilmiah dalam pelaksanaannya berpedoman
pada tatacara/metode ilmiah, secara teoristis banyak diungkapkan tahapan-tahapannya
sebagai langkah sistematis dan terarah.
Dalam melakukan penelitian seorang ilmuan tidak perlu terpaku
terhadap suatu teknik pendekatan tertentu, mengingat bahwa pendekatan ilmiah
peneliian bagi seorang ilmuan satu dengan lainnya tidak mempunyai kaseragaman.
Idealnya seorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta yang kemudian direfleksikan pada
teori-teori yang menunjang.
Suatu kegiatan bisa dikatagorikan
ilmiah apabila memenuhi unsur sebagai berikut:
1.
Terhindar
pengaruh-pengaruh yang membawa pemikiran obyektif.
2.
Data yang
diperoleh merupakan fakta yang ada dilokasi penelitian.
3.
Jujur tidak
memutar balikkan suatu fakta, melihat segala yang ada secara faktual tanpa
menutupi apa yang ada.
4.
Berpihak dari
segi obyektifitas, tidak mencari yang baik dengan meninggalkan hal-hal yang
kurang baik namun relefan.
5.
Pelaksanaannya
berpedoman pada langkah-langkah tertentusecara sistematis dan analisis.
6.
Pengolahan data
dan analisis berdasarkan pada fakta dan tidak mencari data lain yang sudah ada.[2]
A.
Urgensi
penelitian
Urgensi penelitian dalam filsafat
ilmu biasa disebut epistimologi ,yaitu suatu cara memperoleh atau mendapatkan
pengetahuan dengan benar, menurut Noeng Muhadjir untuk pelacakan pengetahuan
dengan menggunakan pendekatan penelitian diperlukan adanya pemahaman yang
mendasar tentang landasan filosofistik dari berbagai konsep disiplin ilmu pengetahuan.[3]
Berkenaan dengan urgensi metodologi
penelitian itu sendiri, selain apa yang telah disebutkan di atas, penelitian
pada dasarnya merupakan bagian terpenting di dalam perspektif ilmu pengetahuan.
Secara umum sesuatu ilmu pengetahuan itu didasarkan kepada tiga proses utama
yaitu: ontologi, efistimologi dan aksiologi. Dasar pengetahuan
yang bersifat ontologi dikembangkan di dalam membahas tentang apa yang
ingin diketahui dan seberapa jauh seseorang ingin mengetahuinya. Dalam hal ini ilmu
membatasi diri hanya pada kejadian yang bersifat empiris, meskipun penelaahan
ilmu itu mencakup Seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indra
manusia. Berdasarkan obyek yang ditelaalmya, ilmu dapat dis ebut sebagai suatu
pengetahuan yang obyek-obyeknya diorientasikan terhadap dunia empiris.
Adapun secara episternologis, berarti
adanya upaya pembahasan secara mendalam dengan mengarahkan segala proses atau
usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini ilmu pengetahuan didapat
melalui proses tertentu yang disebut dengan metode keilmuan. Metode inilah yang
membedakan ilmu dengan buah pikiran yang lain. Sementara pada tataran aksiologi
(signifikansi ilmu) dalam perspektif penelitian ini mengantarkan seseorang
untuk sampai kepada pengetahuan mengenai kegunaan ilmu itu. Dengan demikian
jelaslah bahwa penelitian ilmiah dengan seperangkat metodologi yang dikernbangkannya
memiliki arti penting di dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan.
Secara umum urgensi dari metode penelitian menurut Sutrisno Hadi, ialah
untuk menemukan
pengetahuan baru, mengembangkan pengetahuan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.[4]
Pengertian secara umum mengenai
metode ilmiah itu juga amat bergantung kepada bahasa yang digunakan oleh
sesuatu disiplin ilrnu. Sementara itu suatu ilmu pengetahuan di dalam
kenyataannya merupakan gabungan dari cara-cara manusia dalam mencari
pengetahuan dan cara memperoleh ilmu pada umumnya ditempuh melalui dua
perspektif: pertama, rasionalisme yakni kebenaran tentang suatu ilmu diperoleh
melalui cara berfikir rasional dan kedua, dengan cara empirisme yakni ide tentang
kebenaran itu diperoleh berdasarkan pengalaman. dengan demikian metode ilmiah
yang merupakan dasar bagi penelitian adalah gabungan dan pendekatan rasioanal
dan empiris. Rasionalisme berfungsi sebagai kerangka pemikiran yang koheren dan
logis, sedangkan empirisme merupakan kerangka pengujian dalam memastikan suatu
kebenaran. Dalam kerangka penelitian itu sendiri, kegiatan keilmuan adalah
menyusun konsep berdasarkan dugaan sementara mengenai obyek yang dipermasalahkan,
sehingga ia bersifat hipotesis, kemudian hipotesis itu diuji kebenarannya
secara empiris hingga menghasilkan penjelasan secara teoretis. Dengan kata lain
kebenaran ilmiah melalui proses penelitian itu berarti kebenaran sesuatu konsep
yang didukung oleh fakta-fakta empiris.
Urgensi metodologi penelitian dalam
pengembangan IPTEK Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan
perkembangan IPTEK, dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses
yang membutuhkan data atau fakta yang mendukung. Kemajuan IPTEK tidak jauh dari
penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu proses
mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud
dapat merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan
sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan
orang lain dalam suatu penelitian. IPTEK dapat berperan sebagai media dalam
penelitian yaitu dengan perkembangan IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan
temuanya kepada masyarakat banyak, serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan
penelitian para peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu teknologi sebagai
sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu IPTEK akan meningkat.[5]
B.
Jenis- janis Penelitian
Penelitian imliah secara umum dapat
dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian dasar (basic research)
dan penelitian terapan (applied reseach). Penelitian dasar atau bisa disebut pula sebagia
penelitian murni, dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan teori-teori
ilmiah atau prinsip-prinsip dasar dan umum mengenai suatu bidang.[6]
Jenis penelitian dapat digolongkan
menurut sudut tinjauan tertentu. Menurut Prof. Sutrisno Hadi M.A, jenis-jenis
penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
Menurut
bidangnya
Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian pendidikan,
penelitian pertanian, penelitian hukum, penelitian ekonomi, penelitian agama.[7]
2.
Menurut
tempatnya
Penelitian berdasarkan tempat ditemukanya data dapat digolongkan
menjadi tiga macam: library research, laboratory research, dan field research.
Penelitan yang dilaku diperpustakan (library research) dilangsung dengan cara
membaca, menelaah atau memeriksa bahan-bahan yang terdapat di suatu perpustakaan.
Adapun penelitian yang dilakuka di laboratori (laboratory research) berlangsung
dengan rnenggunakan insrumen-instrumen tertentu melalui percobaan-percobaan.
Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan cara pengamatan atau pengontrolan
terhadap timbulnya gejala-gejala tertentu sebagai akibat atau pengaruh dari
kondisi-kondisi yang sengaja dikenakan terhadap subyek penelitian. Sementara
penelitian yang dilaksanakan di tengah-tengah kancah kehidupan masyarakat luas
disebut field research. Penelitian lapangan ini biasanya berkenaan dengan adat
istiadat suku bangsa, perilaku keagamaan, kehidupan sesuatu komunitas,
pelaksanaan Undang-undang Perkawinan, pelaksanaan sistem pendidikan dan
sebagainya.[8]
3.
Menurut pemakaiannya
Penelitian meliputi penelitian murni (dasar) dan penelitian terapan
(terpakai).[9]
4.
Menurut tujuan
umumnya penelitian dapat meliputi:
a.
Penelitian eksporatif
yaitu penelitian yang diarahkan kepada upaya untuk menemukan masalah-masalah
atau gejala-gejala yg sifatnya baru.
b.
Penelitian
pengembangan penelitian ini bersifat memperluas dan menggali secara mendalam
atas bahan-bahan yang telah ada dari hasil penelitian sebelumnya.
c.
Penelitian
ferifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kembali bahan-bahan
atau kesimpulan.[10]
5. Penggolongan menurut jenjangnya, terbagi menjadi:
a) Penelitian diskriptif atau berupa penulisan.
b) Penelitian inferensial guna menarik kesimpulan.
6. Penggolongan menurut proses berlangsungnya prosedur
penelitian, yaitu:
a) Penelitian historis documenter
Ialah penelitian yang bertujuan untuk menetapkan
status data sejarah di masa lampau.
b) Penelitian eksperimental
Penelitian
yang bertujuan untuk menyelidiki
sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang
berbeda.
7. Penggolongan menurut jenis aktifitas yang dilakukan ,
yaitu:
a) Penelitian penemuan fakta atau fact finding.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan
fakta, tanpa mengadakan suatu generalisasi.(penelitian eksploratif)
b) Penelitian lengkap atau complete research.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengadakan
generalisasi berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penelitian jenis ini mempunyai
cirri-ciri khusus sebagai berikut:
(a) Masalah sifatnya urgen dan perlu segera dipecahkan.
(b) Orang mencari evidensi atau pembuktian dan
kesaksiannya.
(c) Orang mengadakan analisis, klasifikasi, dan
generalisasi.
(d) Dicari metode penyelesaian yang tepat dan efisien.
(e) Mencari implikasi atau kaitannya dengan
masalah-masalah lain.
c) Interpretasi kristis atau critical interpretation.
Ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan satu pemikiran
mengenai suatu masalah dalam uraian kritis dan logis (sesuai fakta yang ada,
didukung oleh pembuktian-pembuktian atau evidensi.
8.
Menurut
pendekatannya
Penelitian dapat meliputi penelitian longitudinal dan penelitian
cross sectional.[11]
a) Penelitian
longitudinal (antar waktu)
Ialah Penelitian ini dilakukan antar
waktu atau penelitian mengenai satu masalah namun dilakukan dalam dua waktu
yang berbeda. Bentuk- bentuk Penelitian longitudinal:
(a)
Penelitian kecenderungan: Penelitian
mengenai gejala yang sama, waktu berbeda, responden berbeda.
(b)Penelitian
panel: Penelitian mengenai gejala yang sama, waktu berbeda, responden yang
sama.
(c)
penelitian kohort: Penelitian mengenai
gejala yang berbeda, waktu berbeda, responden sama.
Penelitian
cross- sectional. Penelitian ini hanya memfokuskan menangani satu
masalah dalam satu waktu.[12]
C.
Tahapan
penelitian
Tahapan atau prosedur penelitian dilakukan berlandaskan pada
prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode penelitian ilmiah. Dalam hal ini
langkah-langkah yang biasa diternpuh bukanlah sesuatu yang bersifat kaku (rigid),
melainkan sesuatu yang sifatnya luwes (fleksible), artinya beberapa
langkah yang mungkin dipandang perlu untuk dikembangka didalam proses
penelitian itu sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi tahapan-tahapan yang umum
berlaku untuk sebuah penelitian secara garis besar adalah sebagaimana di bawah
ini:
a. Research
planning
Ialah perencanaan untuk peneltian. Di dalam perencanaan itu selalu mengandung arti adanya keteraturan,
perhitungan yang tepat dan tujuan yang nyata. Si peneliti merumuskan persoalan
secara jelas, menentukan sumber data (data sources), dan selanjutnya
menentukan metode pengumpulan data yang akan ditempuh di dalam upaya memperoleh
data itu, serta dari sumber apa data akan didapatkan. Kegiatan-kegiatan seperti
ini merupakan langkah awal atau fase persiapan penelitian.
b. Data
collecting
Ialah pengumpulan data/bahan keterangan didasarkan
pada prinsip bahwa data yang berhasil dikumpulkan itu adalah data yang lengkap,
tepat, dan dapat dipercayaan.
Apabila persiapan-persiapan penelitian
telah dilakukan secara cermat dalam bentuk perencanaan (proposal penelitian),
maka Iangkah berikutnya adalah kegiatan pengumpulan data serta informasi yang
diperlukan. Dalam hal ini pengumpulan bahan keterangan didasarkan pada prinsip
bahwa data yang berhasil dikumpulkan itu adalah data yang lengkap, tepat, dan
dapat dipercaya. Agar pencapaian ini dapat terwujud, maka pemilihan dan
penentuan metode pengumpulan data serta penentuan instrumen pengumpul data adalah
sesuatu yang harus dicermati. Semuanya itu perlu dipersiapkan terlebih dahulu
pada saat peneliti merencanakan kegiatan riset. Kegiatan pengumpulan data itu
sendiri merupakan fase pelaksanaan penelitian.
c. Data
analiting
Ialah frase pengolahan data hasil riset kegiatan
analisa ini biasanya meliputi:
a) Editing, yaitu melakukan pemeriksaan data yang berhasil
dihimpun.
b) Cooding,
yaitu mengatur
dan member kode-kode atau tanda-tanda pada data yang terkumpul.
c) Tabulating,
yaitu membuat
daftar klasifikasi atau table-tabel tertentu, apabila hal itu diperlukan.
d) Analiting,
yaitu
menganalisa data yang terkumpul sebagai dasar dalam penarikan
kesimpulan-kesimpulan hasil penelitian.
d.
Research reporting
Dalam tahap
ini, data yang telah berhasil dikumpulkan itu diteliti dengan cermat, diatur,
diklasifikasikan, dipaparkan atau dianalisa, dan kemudian ditaris kesimpulan,
yang seluruhnya dituangkan dalam bentuk laporan hasil penelitian.[13]
Kesimpulan
Penelitian ilmiah atau istilah asingnya resenrch berarti
“pencarian ulang”. Secara definitif, ia merupakan suatu kegiatan yang
sistematik dan obyektif untuk mengkaji sesuatu masalah. Usaha demikian juga
bertujuan untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang
mendasar dan umum berkenaan dengan landasan serta inti masalah tertentu.
Penelitian biasa dilakukan atas pedoman berbagai informasi, yakni informasi
yang terwujud dalam teori-teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu.
Urgensi penelitian dalam filsafat ilmu biasa disebut epistimologi
,yaitu suatu cara memperoleh atau mendapatkan pengetahuan dengan benar. Adapun
secara episternologis, berarti adanya upaya pembahasan secara mendalam
dengan mengarahkan segala proses atau usaha untuk memperoleh pengetahuan.
jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
Menurut
bidangnya
2.
Menurut
tempatnya
3.
Menurut
pemakaiannya
4.
Menurut tujuan
umumnya penelitian
5.
Penggolongan
menurut jenjangnya
6.
Penggolongan
menurut proses berlangsungnya prosedur penelitian
7.
Penggolongan
menurut jenis aktifitas yang dilakukan.
8.
Menurut
pendekatannya
Tahapan atau prosedur penelitian dilakukan berlandaskan pada
prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode penelitian ilmiah. Dalam hal ini
langkah-langkah yang biasa diternpuh bukanlah sesuatu yang bersifat kaku (rigid),
melainkan sesuatu yang sifatnya luwes (fleksible), artinya beberapa
langkah yang mungkin dipandang perlu untuk dikembangka didalam proses
penelitian itu sesuai dengan kebutuhan.
Daftar Pustaka
Abdurahman.
Dudung, Pengantar Metode Penelitian. yogyakarta: Kurnia Alam Semesta,
2003.
Abdurahman.
Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011.
Sarwono. Jonathan, etode Penelitian Kuantitatif &kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Damanuri Aji, Metodologi
Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: STAIN PRESS, 2010.
Joko. P. Subagyo,
Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Teguh. Muhammad,
Metodologi penelitian ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2001
Narbuko. Cholid, dkk. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian. Yoghyakarta: UGM Press, 2006.
http://penelitiannstatistik.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-metodelogi-penelitian-dan.html, diakses, jumat
tgl. 13-09-2013, 15.00 WIB.
http://www.slideshare.net/alfaze/urgensi-dan-jenis-penelitian, diakses Jumat,
Tgl 13-09-2013. 15:45 WIB.
[1]
Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (yogyakarta: Kurnia Alam
Semesta, 2003),1.
[2]
P. Joko subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004),10.
[3]
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah (Ponorogo: STAIN PRESS,
2010), 2.
[4]
http://www.slideshare.net/alfaze/urgensi-dan-jenis-penelitian,
diakses Jumat, Tgl 13-09-2013. 15:45 WIB.
[5]
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yoghyakarta: UGM Press, 2006).
[6]
Aji damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah, 4.
[7]
Jonathan Sarwono, Metodologo penelitian kualitatif dan Kuantitatif,( yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), 18.
[8]
Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, 7-8.
[9]
Drs. Cholid Narbuko, dkk. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008).
[10]
http://penelitiannstatistik.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-metodelogi-penelitian-dan.html, diakses,
jumat tgl. 13-09-2013, 15.00 WIB.
[11]
Muhammad teguh, Metodologi penelitian ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada 2001), 13-14.
[13] Dudung
Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian, 14-16.
No comments:
Post a Comment