A.
Ayat
يآَيُّهَاالنَّاسُ اِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِّنْ
ذَكَرٍوَّاُنْثَى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبآئِلَ لِتَعَارَفُوْآ اِنَّ
اَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللهِ اَتْقَكُمْ اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
B.
Mufrodat
Bersuku-suku
|
قَبآئِلَ
|
Manusia
|
النَّاسُ
|
Agar kamu saling mengenal
|
لِتَعَارَفُوْآ
|
Kami telah
menciptakan kamu
|
خَلَقْنَكُمْ
|
Paling mulia
|
اَكْرَمَكُمْ
|
Seorang
laki-laki dan seorang perempuan
|
ذَكَرٍوَّاُنْثَى
|
Paling bertakwa
|
اَتْقَكُمْ
|
Kami jadikan
kamu
|
جَعَلْنَكُمْ
|
Maha Mengetahui, Maha Teliti
|
عَلِيْمٌ خَبِيْر
|
Berbangsa-bangsa
|
شُعُوْبًا
|
C. Terjemah
“Wahai manusia! Sungguh,kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. al-Hujurat: 13).
D.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika fathu makkah Bilal
naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Berkatalah beberapa orang: “Apakah pantas
budak hitam adzan di atas Ka’bah ?”. Maka berkatalah yang lainnya: “Sekiranya
Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya”. Ayat ini (S. 49: 13)
turun sebagai penegasan bahwa Islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling
mulia adalah yang paling takwa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber
dari Ibnu Abi Mulaikah.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dalam kitab al-mubhamaat, “Saya
menemukan tulisan tangan dari Ibnu Basykual yang menyebutkan bahwa Abu Bakar
bin Abi Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya, ‘Ayat ini turun berkenaan
dengan Abi Hindun. Suatu ketika, Rasulullah menyuruh Bani Bayadhah untuk
menikahkan Abu Hindun ini dengan wanita dari suku mereka. Akan tetapi, mereka
berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami akan menikahkan anak wanita
kami dengan seorang budak.’ Sebagai responnya, turunlah ayat ini.
E.
Ayat al-Qur’an lain sebagai pendukung
1.
Qs Al-Hujurat ayat 11
يآيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَيَسْخَرْ
قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلاَ نِسَآءٌ
مِّنْ نِسَآءٍ عَسى اَنْ يّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
“Janganlah
satu kaum (kumpulan lelaki) mengejek kaum (kumpulan lelaki) yang lain. Jangan
pula (kumpulan perempuan) mengejek (kumpulan perempuan) yang lain, karena boleh
jadi mereka (yang diejek) lebih baik daripada mereka (yang mengejek).”
2.
Qs Al-Rum ayat 22
وَمِنْ ايتِهِ خَلْقُ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ
وَاخْتِلفُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْونِكُمْ
“Di
antara tanda-tanda kebesaran-Nya, adalah penciptaan langit dan bumi, dan
berlain-lainan bahasamu, dan warna kulitmu...”
F.
Kandungan Ayat/Tafsir
Setelah Allah SWT melarang pada ayat-ayat yang lalu mengolok-olok
sesama manusia mengejek serta menghina dan panggil-memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk, maka di sini Allah menyebutkan ayat yang lebih menegaskan lagi
larangan tersebut dan memperkuat cegahan tersebut. Allah menerangkan bahwa
manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapakah
saling mengolok-olok sesama saudara hanya saja Allah Ta’ala menjadikan mereka
bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, agar di antara mereka
terjadi saling kenal dan tolong-menolong dalam kemaslahatan-kemaslahatan mereka
yang bermacam-macam.
Namun tetap tidak ada kelebihan bagi seseorang pun atas yang lain,
kecuali dengan takwa dan kesalehan, di samping kesempurnaan jiwa bukan dengan
hal-hal yang bersifat keduniaan yang tiada abadi.
Maka Allah pun menurunkan ayat ini sebagai cegahan bagi mereka dari
membanggakan nasab, mengunggul-unggulkan harta dan menghina kepada orang-orang
fakir. Dan Allah menerangkan bahwa keutamaan itu terletak pada takwa.
No comments:
Post a Comment