PERTUMBUHAN EKONOMI
NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami
hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah
mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode
sebelumnya.di tinjau dari segi ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku
semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat
menggalakan yaitu 1.) Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat,
dan 2.) Dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya.
Isu mengenai pertumbuhan ekonomi yang selalu diperhatikan
dalam analisis makro ekonomi adalah masalah kelesuan pertumbuhan ekonomi dari
waktu ke waktu. Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting
perlu di perhatikan, yaitu : a.) Faktor faktor yang menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu negara, dan b.) Teori teori yang menerangkan penting menetukan
pertumbuhan.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Negara Maju
dan Negara Berkembang
Dalam
konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan “negara
berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di
dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju
adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang
tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki
tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
Negara yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa
terutama kawasan Eropa Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda,
Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain. Sedangkan yang digolongkan
negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Selatan (Latin).
Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju atau
negara berkembang sebagai berikut.
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan
perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan
rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki
pendapatan perkapita yang tinggi.
2. Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat
kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka kemiskinan. Suatu
negara dikatakan makmur/sejahtera apabila rakyatnya yang hidup miskin berjumlah
sedikit saja.
3. Tingkat Pengangguran
Salah
satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah
tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat penganggurannya rendah.
Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat penganggurannya tinggi.
4. Angka Kematian Bayi dan Ibu
Melahirkan
Salah
satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah angka
kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju umumnya angka kematian bayi
dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan penduduk mampu membeli makanan
yang bergizi, mampu membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan yang memadai.[1]
ü Ciri-ciri negara maju adalah sebagai berikut:
1.
Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
2.
Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
3.
Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
4.
Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
5.
Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
6.
Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum
7.
Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia Dijunjung Tinggi
8.
Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
9.
Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
10.
Tingkat Kesehatan Sudah Baik.
ü Ciri-ciri negara berkembang adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki
Berbagai Masalah Kependudukan
2. Produktivitas
Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
3. Sumber
Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
4. Ketergantungan
terhadap Negara Maju
5. Keterbatasan
Fasilitas Umum
6. Tingkat
Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Tingkat Pendidikan Masih Rendah
7. Tingkat
Pendapatan Masih Rendah
B.
Petumbuhan Ekonomi Negara Maju dan Berkembang
Setelah kita mengetahui apa yang
dimaksud dengan negara maju dan berkembang, selanjutnya kita menganalisis
tentang pertumbuhan atau pembangunannya. Studi pertumbuhan ekonomi berusaha
mempelajari bagaimana suatu negara atau bangsa mengembangkan potensi
produktifnya dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara
berkembang tidak berbeda dengan yang ada di negara-negara industri maju. Disitu
harus diciptakan mesin kemajuan ekonomi yang bergerak di atas empat roda yang
sama. Negara kaya atau miskin harus memilikinya. Keempat roda itu adalah empat
sektor yang menjadi modal pembangunan, antara lain yaitu:
a.
Sumber
daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi).
b.
Sumber
daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, iklim).
c.
Pembentukan
modal (mesin-mesin, pabrik, jalan raya).
d.
Tingkat
teknologi (pengetahuan, rekayasa, manajemen, kewiraswastaan).
Dari
keempat sektor tersebut masing-masing memberikan kontribusi pada pertumbuhan
ekonomi. Pembahasannya adalah sebagai berikut:
Ø Sumber Daya Manusia
Sebagian besar ekonom berkeyakinan
bahwa kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia, merupakan faktor
terpenting bagi keberhasilan pembangunan ekonomi. Hampir semua faktor produksi
lainnya yakni barang-barang modal, bahan mentah serta teknologi bisa dibeli
atau dipinjam dari negara-negara maju. Akan tetapi, penerapan produktivitas
tinggi atas kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen,
ketrampilan produksi dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja
terampil yang terdidik.[3]
Selain itu, rendahnya produktivitas di kebanyakan negara berkembang juga
bersumber dari lemahnya kekuatan dan kesehatan fisik para pekerja yang
merupakan akibat dari rendahnya tingkat pendapatan. Dengan pendapatan yang
serba pas-pasan, tentu saja sangat sulit bagi mereka untuk membeli dam
mengkonsumsi makanan sehat dan padat gizi. Untuk itu pemberantasan penyakit
serta perbaikan kesehatan dan gizi sangat diperhatikan untuk peningkatan
produktivitas para tenaga kerja.[4]
Teknologi modern seringkali menyatu
dengan barang-barang modal, seperti peralatan telekomunikasi, komputer dan
lain-lain. Barang-barang modal ini mengharuskan adanya tenaga-tenaga ahli
terdidik agar bisa dimanfaatkan dan dipelihara secara efektif. Peranan mutlak
tenaga kerja ahli terdidik semakin kentara pada bidang pertambangan, pertahan
dan manufaktur yang serba canggih. Tanpa adanya tenaga kerja ahli terdidik,
semua barang modal itu tak banyak berarti, dan ini benar-benar dibuktikan oleh
banyak negara berkembang.
Ø Sumber Daya Alam
Beberapa negara miskin di Afrika dan
Asia memiliki sumber daya alam yang sangat sedikit dan tanah subur serta sumber
mineral yang sedikit itupun harus dibagi untuk penduduknya yang jumlahnya
sangat besar. Agaknya sumber daya alam yang sangat berharga di negara-negar
berkembang adalah tanah yang serba mudah ditanami. Banyak tenaga-tenaga kerja
di negara berkembang terserap oleh sektor pertanian. Penggunaan tanah secara
produktif dengan perawatan, pemupukan dan pengolahan yang memadai, sangat
berperan dalam peningkatan output suatu negara miskin.
Selain itu, pola kepemilikan tanah
turut menentukan besar kecilnya semangat petani dalam mengupayaka modal dan
teknologi untuk memperbesar hasil lahan pertanian tersebut. Jika para petani
memiliki tanah sendiri, meraka akan semangat mengupayakan peningkatan
produktivitas dengan melakukan berbagai macam perbaikan, seperti sistem irigasi
dan pemeliharaan.
Ø Pembentukan Modal
Walaupun tangan setiap orang di seluruh dunia pada dasarnya
hampir sama, di tangan pekerja negara maju tergenggam modal dalam jumlah lebih
banyak, sehingga mereka jauh lebih protektif.
Untuk menghimpun modal, diperlukan pengorbanan berupa
pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun.
Namun, masalahnya adalah negara-negara miskin itu sudah berada di ambang
standar kehidupan subsistensi (hanya cukup untuk mempertahankan hidup
sehari-hari). Pada tingkat pendapatan yang mereka peroleh, mengurangi lagi
konsumsi pada saat ini untuk memenuhi konsumsi masa datang, kelihatannya
merupakan suatu hal yang mustahil.
Di negara-negara maju, sekitar 10 sampai 20 persen
pendapatan disisihkan untuk akumulasi modal. Sebaliknya negara agraris miskin
seringkali hanya bisa menabung 5 persen dari pendapatan nasionalnya. Tabungan
yang begitu kecil itu hanya cukup untuk penyediaan perumahan dan peralatan
sederhana, bagi penduduk yang terus bertambah. Hanya sedikit sekali yang
tersisa untuk pembangunan.
Masalah yang mendesak di sebagian besar negara berkembang,
adalah terlalu kecilnya tabungan. Khususnya di daerah-daerah termiskin,
komsumsi hari nini harus bersaing dengan investasi untuk sumber daya yang
langka. Akibatnya adalah terlalu kecilnya investasi dan modal produktif yang
sebenarnya dibutuhkan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.
Untuk membangun, suatu perekonomian harus memiliki social overhead capital yaitu
proyek-proyek raksasa yang diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan.
Semuanya ini memerlukan investasi besar yang cenderung bersifat invisible (tak dapat dibagi-bagi) atau lumpy (sekaligus), dan kadang-kadang
mempunyai increasing reaturns scale.[5]
Ø Tingkat Teknologi
Disamping faktor kependudukan, sumber daya alam, dan pembentukan
modal yang sangat fundamental. Ada faktor keempat yang tidak kalah vitalnya
yaitu teknologi. Di bidang ini negara-negara berkembang memiliki potensi yang
menguntungkan. Mereka bisa menarik keuntungan dengan mengandalkan pada
keterampilan teknik negara-negara yang lebih maju, seperti :
· Meniru
Teknologi.
Negara-negara
miskin tidak perlu lagi mencari seorang jenius seperti Newton untuk menguraikan
rahasia gaya tarik bumi, karena sudah tersedia di buku-buku fisika. Mereka
tidak perlu lagi menapaki jejak Revolusi industri yang beringsut perlahan,
mereka cukup meneliti katalog mesin-mesin traktor, komputer dan membelinya
serta menemukan keajaiban-keajaiban yang tak terbayangkan di masa lalu. Sejarah
pembangunan Jepang dan Amerika Serikat jelas melukiskan hal-hal itu. Jepang
agak terlambat memasuki perlombaan industri. Di akhir abad XIX negar itu
mengirimkan mahasiswanya ke luar negeri untuk mempelajari teknologi Barat. Di
dukung oleh pemerintahnya yang sangat aktif dalam merangsang kecepatan
pembangunan, membangun jalan kereta api, dan utilitas umum, serta dengan
bertumpu pada adaptasi teknologi asing. Jepang telah berhasil mencapai kedudukan
sebagai negara industri kedua terbesar di dunia.
· Kewiraswastaan
dan Inovasi
Dari
sejarah Jepang, sepintas memperlihatkan bahwa adaptasi teknologi asing
merupakan resep pembangunan yang mudah. Anda mungkin akan mengatakan:”Pergilah
ke luar negeri, salin dan catat metode-metode yang efisien, laksanakan di
negeri sendiri lalu santai menunggu hasilnya”.
Sebenarnya,
perubahan atau kemajuan teknologi tidak sesederhana itu.
Salah
satu kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan. Suatu
negara sulit menggapai kemajuan jika ia tidak memiliki sejumlah pengusaha dan
manajer yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik
atau fasilitas produksi, menerapkan teknologibaru, menghadapi berbagai hambatan
usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju. Pihak
pemerintah dapat membantu pertumbuhan kelompok ini dengan menyediakan pelayanan
penuh kepada para petani (cikal bakal kelompok produktif), mendidik dan melatih
angkatan kerja, mendirikan sekolah-sekolah manajemen, serta menyediakan
dukungan penuh bagi pihak swastanya.[6]
KESIMPULAN
Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki
kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang
adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup
taraf sedang atau dalam perkembangan.
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara diciptakan dengan mesin
kemajuan ekonomi yang bergerak di atas empat roda yang sama. Negara kaya atau
miskin harus memilikinya. Keempat roda itu adalah empat sektor yang menjadi
modal pembangunan, antara lain yaitu:
a. Sumber daya manusia (ketersediaan
tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi).
b. Sumber daya alam (tanah, mineral,
bahan bakar, iklim).
c. Pembentukan modal (mesin-mesin,
pabrik, jalan raya).
d. Tingkat teknologi (pengetahuan,
rekayasa, manajemen, kewiraswastaan).
DAFTAR
PUSTAKA
Samuelson, Paul A. Macro Economics, Terj. Haris Munandar,
dkk. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Todaro, Michael P. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Terj.
Haris Munandar Jakarta: Erlangga, 1998.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_%28BAB_1%29_IPS
[2]http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_%28BAB_1%29_IPS
[3] Paul A Samuelson, Macro Economics, Terj. Haris Munandar,
dkk (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama), 510-511.
[4]
Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Terj.
Haris Munandar (Jakarta: Erlangga, 1998), 58.
[5]
Samuelson, Macro Economics, 511-512.
izin copy
ReplyDelete